Pemkot dan BSW Maluku Koordinasi Pengerukan Lima Sungai di Ambon
http://www.beritamalukuonline.com/2014/01/pemkot-dan-bsw-maluku-koordinasi.html
Ambon - Berita Maluku. Pemerintah Kota Ambon dan Balai Sungai Wilayah Maluku berkoordinasi melakukan pengerukan sedimentasi lima sungai di Kota Ambon.
Lima sungai yang akan dilakukan pengerukan, yakni sungai Wairuhu Hative Kecil, Batu Merah, Waetomu, Batu Gajah Kecamatan Sirimau, dan Sungai Batu Gantung Kecamatan Nusaniwe, kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, Rabu (22/1/2014).
Pengerukan sedimentasi di lima sungai tersebut, kata Wali Kota, dilakukan untuk mengantisipasi musim hujan yang berdampak terjadinya banjir di Ambon.
Menurut dia, lima sungai tersebut merupakan kawasan parah saat bencana alam banjir dua tahun terakhir, yakni 1 Agustus 2012 dan 30 Juli 2013.
"Pengerukan lima sungai merupakan upaya pembersihan sungai serta antispasi terjadinya bencana saat musim hujan. Alur sungai telah mengakibatkan ratusan rumah warga terendam banjir setinggi leher orang dewasa dan talut penyangga sungai terbawa arus," katanya.
Richard mengatakan bahwa pengerukan melibatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon karena beberapa bantaran sungai merupakan lokasi permukiman warga sekaligus solusi mencegah terjadinya bencana banjir.
"Pengerukan akan dilakukan mulai dari hulu hingga hilir, dilanjutkan perbaikan talut serta membangun cekdam menampung air," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pengerukan sungai merupakan bagia konsep perbaikan daerah aliran sungai (DAS) di Ambon atau design Ambon Road Control (ARC) yang telah ditandatangani Pemkot dan BWS Maluku.
Konsep ARC juga menggandeng konsultan dari Jakarta karena hampir seluruh talut di Ambon sudah tua dan perlu perencanaan untuk perbaikan.
Ia mengatakan bahwa pengerukan sungai telah menjadi perhatian Balai Sungai dan JICA sejak 1999. Namun, karena kondisi keamanan yang tidak stabil, proses tersebut belum dilaksanakan.
Konflik sosial berdampak perubahan tata ruang kota sehingga harus mendesain ulang perencanaan pengerukan sungai dan mengajukan usulan anggaran pemerintah pusat.
"Kami berharap upaya tersebut dapat mengurangi bencana banjir yang terjadi dua tahun berturut-turut dan mengakibatkan kerugian material dan korban jiwa," kata Richard. (ant/bm 10)
Lima sungai yang akan dilakukan pengerukan, yakni sungai Wairuhu Hative Kecil, Batu Merah, Waetomu, Batu Gajah Kecamatan Sirimau, dan Sungai Batu Gantung Kecamatan Nusaniwe, kata Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, Rabu (22/1/2014).
Pengerukan sedimentasi di lima sungai tersebut, kata Wali Kota, dilakukan untuk mengantisipasi musim hujan yang berdampak terjadinya banjir di Ambon.
Menurut dia, lima sungai tersebut merupakan kawasan parah saat bencana alam banjir dua tahun terakhir, yakni 1 Agustus 2012 dan 30 Juli 2013.
"Pengerukan lima sungai merupakan upaya pembersihan sungai serta antispasi terjadinya bencana saat musim hujan. Alur sungai telah mengakibatkan ratusan rumah warga terendam banjir setinggi leher orang dewasa dan talut penyangga sungai terbawa arus," katanya.
Richard mengatakan bahwa pengerukan melibatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon karena beberapa bantaran sungai merupakan lokasi permukiman warga sekaligus solusi mencegah terjadinya bencana banjir.
"Pengerukan akan dilakukan mulai dari hulu hingga hilir, dilanjutkan perbaikan talut serta membangun cekdam menampung air," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pengerukan sungai merupakan bagia konsep perbaikan daerah aliran sungai (DAS) di Ambon atau design Ambon Road Control (ARC) yang telah ditandatangani Pemkot dan BWS Maluku.
Konsep ARC juga menggandeng konsultan dari Jakarta karena hampir seluruh talut di Ambon sudah tua dan perlu perencanaan untuk perbaikan.
Ia mengatakan bahwa pengerukan sungai telah menjadi perhatian Balai Sungai dan JICA sejak 1999. Namun, karena kondisi keamanan yang tidak stabil, proses tersebut belum dilaksanakan.
Konflik sosial berdampak perubahan tata ruang kota sehingga harus mendesain ulang perencanaan pengerukan sungai dan mengajukan usulan anggaran pemerintah pusat.
"Kami berharap upaya tersebut dapat mengurangi bencana banjir yang terjadi dua tahun berturut-turut dan mengakibatkan kerugian material dan korban jiwa," kata Richard. (ant/bm 10)