Nikel SBB Tembus Pasar Ekspor
http://www.beritamalukuonline.com/2014/01/nikel-sbb-tembus-pasar-ekspor.html
Ambon - Berita Maluku. Sejak diksplorasi dari tahun 2007 , akhirnya nikel kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) berhasil diekspor tadi malam pukul 00.00 WIT dengan menggunakan kapal pengangkut Jin Yun berbendera Hongkong. Nikel SBB selanjutnya dibawa ke China.
Dengan berhasil diekspornya nikel ini merupakan tonggak sejarah di bumi Maluku, karena baru pertama kali negeri rempah-rempah ini mengekspor hasil tambang logam.
Ekspor perdana nikel dari SBB dilepas langsung Gubernur Maluku, Saut Situmorang dari lokasi penambangan Gunung Kobar, Negeri Piru, Sabtu kemarin Sore (11/1/2014).
Bupati SBB, Jacobus Puttileihalat mengatakan, daerah SBB sesuai dengan penelitian GORC dari Polandia terdapat 17 titik konsensi. "Ada 110 konsensi yang tersebar di Maluku dan 17 konsensi tambang berada di lokasi Kabupaten SBB. Dari konsensi tersebut baru 1 konsensi yakni Gunung Kobas yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP)," ungkap Puttileihalat.
Puttileihalat juga menegaskan, Maluku sangat kaya dengan kandungan tambang sehingga sudah saatnya pemerintah daerah harus merubah desain pembangunan dengan mengandalkan pertambangan untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
Apalagi lanjutnya, Maluku merupakan pemuncak provinsi termiskin di Indonesia. "Kita di Maluku banyak memiliki cekungan minyak dan tambang, tetapi tetap miskin. Ini saatnya sektor pertambangan digerakkan demi kemaslahatan dan kemakmuran rakyat," pungkasnya.
Hasil dari tambang nikel ini, ungkap tokoh pemekaran SBB tersebut, 20 persennya akan dibagikan untuk seluruh kabupaten/kota yang ada di bumi Maluku. Sedangkan daerah penghasil mendapatkan jatah 30 persen.
Komisaris PT. Manusela Prima Maining, Hery Lisapaly yang adalah pengelola tambang nikel tersebut mengatakan, sampai jam 00.00 WIT tadi malam, perusahaanya harus menambah kapasitas muat 20.000 ton untuk mencukupi jatah muat di kapal sebesar 55.000 ton.
"Kita akan maksimal memenuhi kuota ekspor dan kapasitas muat kapal," ungkapnya. (is/bm 10)
Dengan berhasil diekspornya nikel ini merupakan tonggak sejarah di bumi Maluku, karena baru pertama kali negeri rempah-rempah ini mengekspor hasil tambang logam.
Ekspor perdana nikel dari SBB dilepas langsung Gubernur Maluku, Saut Situmorang dari lokasi penambangan Gunung Kobar, Negeri Piru, Sabtu kemarin Sore (11/1/2014).
Bupati SBB, Jacobus Puttileihalat mengatakan, daerah SBB sesuai dengan penelitian GORC dari Polandia terdapat 17 titik konsensi. "Ada 110 konsensi yang tersebar di Maluku dan 17 konsensi tambang berada di lokasi Kabupaten SBB. Dari konsensi tersebut baru 1 konsensi yakni Gunung Kobas yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP)," ungkap Puttileihalat.
Puttileihalat juga menegaskan, Maluku sangat kaya dengan kandungan tambang sehingga sudah saatnya pemerintah daerah harus merubah desain pembangunan dengan mengandalkan pertambangan untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.
Apalagi lanjutnya, Maluku merupakan pemuncak provinsi termiskin di Indonesia. "Kita di Maluku banyak memiliki cekungan minyak dan tambang, tetapi tetap miskin. Ini saatnya sektor pertambangan digerakkan demi kemaslahatan dan kemakmuran rakyat," pungkasnya.
Hasil dari tambang nikel ini, ungkap tokoh pemekaran SBB tersebut, 20 persennya akan dibagikan untuk seluruh kabupaten/kota yang ada di bumi Maluku. Sedangkan daerah penghasil mendapatkan jatah 30 persen.
Komisaris PT. Manusela Prima Maining, Hery Lisapaly yang adalah pengelola tambang nikel tersebut mengatakan, sampai jam 00.00 WIT tadi malam, perusahaanya harus menambah kapasitas muat 20.000 ton untuk mencukupi jatah muat di kapal sebesar 55.000 ton.
"Kita akan maksimal memenuhi kuota ekspor dan kapasitas muat kapal," ungkapnya. (is/bm 10)