Kapolda Maluku: Ketegangan Antar Dua Desa di Ambon Berhasil Dikendalikan
http://www.beritamalukuonline.com/2014/01/kapolda-maluku-ketegangan-antar-dua.html
Ambon - Berita Maluku. Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Morad Ismael menegaskan, ketegangan antarwarga desa Laha - Tawiri, kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Selasa (14/1/2014), berhasil dikendalikan menyusul isu yang meresahkan disebarkan oknum tertentu.
"Kami sudah mengamankan ketegangan tersebut sambil mengarahkan warga bahwa tidak ada gunanya bertikai," katanya, di Ambon, Selasa.
Ketegangan ini dipicu isu bahwa warga desa Tawiri dipukul saat melakukan pengukuran tanah.
Sedangkan, warga Laha dipicu isu bahwa Raja(sapaan kepala desa di Maluku) dipukul.
Kapolda tidak mau ketegangan itu dipicu adanya upaya provokasi.
"Jangan keburu mengarahkan ke provokasi karena kenyataan orang Maluku semakin menyadari strategisnya stabilitas keamanan yang kondusif sehingga memungkinkan kelancaran kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial," tegasnya.
Ketegangan tersebut sempat meresahkan pengguna jasa penerbangan karena lokasi bandara Internasional Pattimura hanya berbatasan pagar dengan dua desa bertetangga tersebut.
Dampaknya, masyarakat sejumlah desa di kecamatan Leihitu Barat, pulau Ambon yang transportasi daratnya melalui lokasi ketegangan tersebut juga khawatir.
"Katong (kami) takut ke Ambon karena Angkot melalui daerah terjadi ketegangan," kata salah seorang warga desa Allang, Frangky Patty.
Polisi diharapkan bertindak tegas terukur untuk melerai ketegangan tersebut agar tidak mengakibatkan jatuh korban, terutama warga tidak berdosa.
"Jangan ragu bertindak karena dampak dari ketegangan tersebut membuat resah waga lain, baik di Kota maupun pulau Ambon serta pengguna jasa penerbangan," ujar Frangky. (ant/bm 10)
"Kami sudah mengamankan ketegangan tersebut sambil mengarahkan warga bahwa tidak ada gunanya bertikai," katanya, di Ambon, Selasa.
Ketegangan ini dipicu isu bahwa warga desa Tawiri dipukul saat melakukan pengukuran tanah.
Sedangkan, warga Laha dipicu isu bahwa Raja(sapaan kepala desa di Maluku) dipukul.
Kapolda tidak mau ketegangan itu dipicu adanya upaya provokasi.
"Jangan keburu mengarahkan ke provokasi karena kenyataan orang Maluku semakin menyadari strategisnya stabilitas keamanan yang kondusif sehingga memungkinkan kelancaran kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial," tegasnya.
Ketegangan tersebut sempat meresahkan pengguna jasa penerbangan karena lokasi bandara Internasional Pattimura hanya berbatasan pagar dengan dua desa bertetangga tersebut.
Dampaknya, masyarakat sejumlah desa di kecamatan Leihitu Barat, pulau Ambon yang transportasi daratnya melalui lokasi ketegangan tersebut juga khawatir.
"Katong (kami) takut ke Ambon karena Angkot melalui daerah terjadi ketegangan," kata salah seorang warga desa Allang, Frangky Patty.
Polisi diharapkan bertindak tegas terukur untuk melerai ketegangan tersebut agar tidak mengakibatkan jatuh korban, terutama warga tidak berdosa.
"Jangan ragu bertindak karena dampak dari ketegangan tersebut membuat resah waga lain, baik di Kota maupun pulau Ambon serta pengguna jasa penerbangan," ujar Frangky. (ant/bm 10)