Kapolda Baru Diaharpkan Dapat Tuntaskan Perkelahian Antar Kampung di Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2014/01/kapolda-baru-diaharpkan-dapat-tuntaskan.html?m=0
Ambon - Berita Maluku. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Maluku mengharapkan Kapolda yang baru, Brigjen Polisi Murad Ismail dapat menyelesaikan berbagai persoalan keamanan dan ketertiban masyarakat terutama masalah perkelahian antarkampung.
"Selaku putera daerah, Kapolda diharapkan dapat memediasi dan menyelesaikan masalah perkelahian antarpemuda maupun antarkampung bertetangga yang sudah berulang kali terjadi," kata Wakil Ketua Komisi A DPRD Maluku, Melkias Frans di Ambon, Rabu (8/1/2014).
Apalagi dalam evaluasi akhir tahun 2013, Kapolda telah menyatakan kalau untuk penanganan kasus kejahatan kontigensi, ada tiga lokasi penting di antaranya bentrokan antarwarga Iha dengan Luhu di Kabupaten Seram Bagian Barat, di Desa Pelauw, Kabupaten Maluku Tengah dan di Porto-Haria, (Saparua) Malteng.
Porto-Haria (Saparua), Mamamal-Morela (Malteng) Pelauw, Gunung Botak, Kabupaten Buru dan Namrole, Kabupaten Buru Selatan, masih dianggap sebagai daerah yang rawan karena berpotensi terjadi bentrokan sehingga masih menjadi perhatian serius aparat keamanan.
Belum termasuk perkelahian antara para pemuda pada berbagai kawasan di Pulau Ambon seperti Kudamati, Kayu Putih, Skip, Batumerah, hingga Kebun Cengkih dan IAIN.
Melkias Frans mengatakan pada tahun 2014 juga terdapat agenda nasional berupa Pemilu legislatif dan pemilihan presiden/wapres sehingga situasi dan kondisi kamtibmas harus terpelihara secara baik.
"Terlepas dari tugas dan fungsi pokok aparat kepolisian menjaga situasi kamtibmas dengan didukung TNI, peran aktif tokoh agama, tokoh masyarakat dan kesadaran warga juga sangat diperlukan dalam menjaga stabilitas keamanan," katanya.
Untuk itu, DPRD Maluku dalam waktu dekat akan mengagendakan pertemuan resmi dengan Kapolda untuk membahas masalah keamanan secara komperhensif, terutama masalah perkelahian antarkampung yang masih sering terjadi di wilayah ini. (ant/bm 10)
"Selaku putera daerah, Kapolda diharapkan dapat memediasi dan menyelesaikan masalah perkelahian antarpemuda maupun antarkampung bertetangga yang sudah berulang kali terjadi," kata Wakil Ketua Komisi A DPRD Maluku, Melkias Frans di Ambon, Rabu (8/1/2014).
Apalagi dalam evaluasi akhir tahun 2013, Kapolda telah menyatakan kalau untuk penanganan kasus kejahatan kontigensi, ada tiga lokasi penting di antaranya bentrokan antarwarga Iha dengan Luhu di Kabupaten Seram Bagian Barat, di Desa Pelauw, Kabupaten Maluku Tengah dan di Porto-Haria, (Saparua) Malteng.
Porto-Haria (Saparua), Mamamal-Morela (Malteng) Pelauw, Gunung Botak, Kabupaten Buru dan Namrole, Kabupaten Buru Selatan, masih dianggap sebagai daerah yang rawan karena berpotensi terjadi bentrokan sehingga masih menjadi perhatian serius aparat keamanan.
Belum termasuk perkelahian antara para pemuda pada berbagai kawasan di Pulau Ambon seperti Kudamati, Kayu Putih, Skip, Batumerah, hingga Kebun Cengkih dan IAIN.
Melkias Frans mengatakan pada tahun 2014 juga terdapat agenda nasional berupa Pemilu legislatif dan pemilihan presiden/wapres sehingga situasi dan kondisi kamtibmas harus terpelihara secara baik.
"Terlepas dari tugas dan fungsi pokok aparat kepolisian menjaga situasi kamtibmas dengan didukung TNI, peran aktif tokoh agama, tokoh masyarakat dan kesadaran warga juga sangat diperlukan dalam menjaga stabilitas keamanan," katanya.
Untuk itu, DPRD Maluku dalam waktu dekat akan mengagendakan pertemuan resmi dengan Kapolda untuk membahas masalah keamanan secara komperhensif, terutama masalah perkelahian antarkampung yang masih sering terjadi di wilayah ini. (ant/bm 10)