Audy Salhuteru Resmi Dilantik Sebagai Raja Latuhalat
http://www.beritamalukuonline.com/2014/01/audy-salhuteru-resmi-dilantik-sebagai.html
Ambon - Berita Maluku. Setelah hampir 1,6 tahun dipimpin penjabat sementara RJ Talakua, Kamis (30/1/2014), Audy Salhuteru (51) resmi dilantik sebagai Raja Latuhalat periode 2014-2020. Pelantikkan bernuansa adatis itu dilakukan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy di hadapan saniri dan perwakilan 7 tujuh Soa dan masyarakat di Baileo Latuhalat yang megah dan representatif.
’’Tentunya pelantikkan Raja Latuhalat kali ini punya nilai kultural yang tinggi dan sangat sakral karena dilakukan di Baileo yang representatif dan bercirikan kearifan orang Ambon,’’ papar Richard.
Pelantikkan itu sekaligus mengakhiri polemik panjang di tengah masyarakat Latuhalat setelah proses pemilihan Raja dilakukan akhir tahun lalu.
’’ Pemkot sebenarnya tidak mengulur-ulur waktu terkait proses pelantikkan ini, kita hanya ingin menghargai aspirasi yang hidup dan berkembang di masyarakat. Pelantikkan ini menandakan kalau Audy bukan raja dari Soa Parenta, tapi Audy adalah raja dan milik seluruh masyarakat Latuhalat,’’ ujar Richard.
Kepada Audy, Raja Latuhalat yang baru dilantik, Richard harapkan dapat memanfaatkan seluruh potensi yang ada untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
’’Jabatan yang melekat pada saudara harus bisa dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, bangsa dan Negara serta masyarakat. Tuhan tahu apa yang ada dalam hatimu, baik yang kelihatan maupun yang tidak (kelihatan). Karena itu, saya tekankan kepada saudara untuk menggunakan jabatan ini dengan sebaik-baiknya,’’ pesan Richard.
Richard juga berpesan kepada istri Audy agar konsisten memosikan dirinya sebagai pendamping raja dalam melayani masyarakat. ’’Dalam perspektif iman Kristen, istri itu penolong, bukan kepala, sebab yang menjadi kepala itu laki-laki. Karena itu, jangan sampai sudah 6 bulan berlalu, datang masyarakat Latuhalat mengadu ke kantor saya dan mengeluh katanya pak wali kota, sekarang ini ibu raja su seng mau tanda tangan katong pung surat-surat lai. Terus saya tanya: barang kanapa bapa-bapa. Dong bilang: karena sekarang ini yang jadi raja ibu bukan bapa’’,’’ seloroh Richard disambut tawa segar hadirin.
Untuk mempermudah tugas-tugas pemerintahan dan adat enam tahun ke depan, Richard mengimbau Audy untuk menghimpun seluruh potensi setempat untuk bersatu padu membangun negeri, terutama melestarikan kearifan lokal dan memaksimalkan potensi ekonomi di negeri di ujung selatan Pulau Ambon itu. (ev/mg bm 015/rony samloy)
’’Tentunya pelantikkan Raja Latuhalat kali ini punya nilai kultural yang tinggi dan sangat sakral karena dilakukan di Baileo yang representatif dan bercirikan kearifan orang Ambon,’’ papar Richard.
Pelantikkan itu sekaligus mengakhiri polemik panjang di tengah masyarakat Latuhalat setelah proses pemilihan Raja dilakukan akhir tahun lalu.
’’ Pemkot sebenarnya tidak mengulur-ulur waktu terkait proses pelantikkan ini, kita hanya ingin menghargai aspirasi yang hidup dan berkembang di masyarakat. Pelantikkan ini menandakan kalau Audy bukan raja dari Soa Parenta, tapi Audy adalah raja dan milik seluruh masyarakat Latuhalat,’’ ujar Richard.
Kepada Audy, Raja Latuhalat yang baru dilantik, Richard harapkan dapat memanfaatkan seluruh potensi yang ada untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
’’Jabatan yang melekat pada saudara harus bisa dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, bangsa dan Negara serta masyarakat. Tuhan tahu apa yang ada dalam hatimu, baik yang kelihatan maupun yang tidak (kelihatan). Karena itu, saya tekankan kepada saudara untuk menggunakan jabatan ini dengan sebaik-baiknya,’’ pesan Richard.
Richard juga berpesan kepada istri Audy agar konsisten memosikan dirinya sebagai pendamping raja dalam melayani masyarakat. ’’Dalam perspektif iman Kristen, istri itu penolong, bukan kepala, sebab yang menjadi kepala itu laki-laki. Karena itu, jangan sampai sudah 6 bulan berlalu, datang masyarakat Latuhalat mengadu ke kantor saya dan mengeluh katanya pak wali kota, sekarang ini ibu raja su seng mau tanda tangan katong pung surat-surat lai. Terus saya tanya: barang kanapa bapa-bapa. Dong bilang: karena sekarang ini yang jadi raja ibu bukan bapa’’,’’ seloroh Richard disambut tawa segar hadirin.
Untuk mempermudah tugas-tugas pemerintahan dan adat enam tahun ke depan, Richard mengimbau Audy untuk menghimpun seluruh potensi setempat untuk bersatu padu membangun negeri, terutama melestarikan kearifan lokal dan memaksimalkan potensi ekonomi di negeri di ujung selatan Pulau Ambon itu. (ev/mg bm 015/rony samloy)