ASDP Ambon Siapkan 10 Kapal Feri Layani Masyarakat
http://www.beritamalukuonline.com/2014/01/asdp-ambon-siapkan-10-kapal-feri-layani.html
Ambon - Berita Maluku. General Manager Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Ambon Umar Imran menyatakan Sebanyak 10 kapal feri siap melayani aktivitas masyarakat Maluku.
"Sebanyak 10 kapal feri tersebut, diantaranya tiga kapal akan melayani lintasan pelabuhan Huniumua, Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, menuju pelabuhan Waipirit, Kabupaten Seram Bagian Barat diantaranya KMP Terubuk, KMP Inalika, KMP Kerapu dan KMP Tanjung Koako milik BUMD Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, katanya di Ambon, Kamis (23/1/2014).
Menurut dia, feri lintasan Galala menuju Poka, Kota Ambon akan dilayani KMP Gabus dan Tenggiri dan satu KMP Teluk Ambon milik BUMD Panca Karya.
Sedangkan untuk lintasan Galala menuju kabupaten Namlea dan Buru akan dilayani oleh KMP Temi dan KMP Wayangan. Lintasan pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah menuju pelabuhan Amahai, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah dilayani oleh KMP Layur dan KMP Samandar akan melayani tujuan Kailolo-Umeputy dan Wailey, Maluku Tengah.
"Semua kapal feri yang disiapkan ASDP akan melayani masyarakat tetapi jika ada peringatan dini dari BMKG serta Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ambon, maka pelayaran akan dihentikan sampai cuaca membaik," ujarnya.
Umar mengatakan aktivitas masyarakat menggunakan kapal feri cukup baik dan membantu masyarakat dalam melakukan pelayaran angkutan orang maupun barang ke kabupaten.
"Masyarakat terkadang kesulitan jika, tidak ada kapal feri, karena sebagian besar barang dinaikan ke kapal feri untuk aktivitas antar pulau," tandasnya.
Ia mengakui, pihaknya belum melakukan penambahan kapal feri pada 2014, karena kapal feri yang ada masih dirasakan cukup. Tetapi ke depan pihaknya akan melakukan pengadaan kapal feri baru guna membantu masyarakat melakukan aktivitas.
"Tahun 2014 kami tidak melakukan penambahan kapal, tetapi kami akan mengganti kapal baru agar aktivitas masyarakat antar pulaulebih lancar," katanya.
Umar menambahkan, aktivitas masyarakat menggunakan kapal feri di Pulau Buru, Namlea mengalami peningkatan pada 2012 hingga 2013 disebakan kegiatan penambangan emas di Gunung Botak.
"Aktivitas penambangan di Gunung Botak menyebabkan peningkatan penumpang dan barang menggunakan kapal feri meningkat hingga saat ini," katanya. (ant/bm 10)
"Sebanyak 10 kapal feri tersebut, diantaranya tiga kapal akan melayani lintasan pelabuhan Huniumua, Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, menuju pelabuhan Waipirit, Kabupaten Seram Bagian Barat diantaranya KMP Terubuk, KMP Inalika, KMP Kerapu dan KMP Tanjung Koako milik BUMD Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku, katanya di Ambon, Kamis (23/1/2014).
Menurut dia, feri lintasan Galala menuju Poka, Kota Ambon akan dilayani KMP Gabus dan Tenggiri dan satu KMP Teluk Ambon milik BUMD Panca Karya.
Sedangkan untuk lintasan Galala menuju kabupaten Namlea dan Buru akan dilayani oleh KMP Temi dan KMP Wayangan. Lintasan pelabuhan Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah menuju pelabuhan Amahai, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah dilayani oleh KMP Layur dan KMP Samandar akan melayani tujuan Kailolo-Umeputy dan Wailey, Maluku Tengah.
"Semua kapal feri yang disiapkan ASDP akan melayani masyarakat tetapi jika ada peringatan dini dari BMKG serta Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ambon, maka pelayaran akan dihentikan sampai cuaca membaik," ujarnya.
Umar mengatakan aktivitas masyarakat menggunakan kapal feri cukup baik dan membantu masyarakat dalam melakukan pelayaran angkutan orang maupun barang ke kabupaten.
"Masyarakat terkadang kesulitan jika, tidak ada kapal feri, karena sebagian besar barang dinaikan ke kapal feri untuk aktivitas antar pulau," tandasnya.
Ia mengakui, pihaknya belum melakukan penambahan kapal feri pada 2014, karena kapal feri yang ada masih dirasakan cukup. Tetapi ke depan pihaknya akan melakukan pengadaan kapal feri baru guna membantu masyarakat melakukan aktivitas.
"Tahun 2014 kami tidak melakukan penambahan kapal, tetapi kami akan mengganti kapal baru agar aktivitas masyarakat antar pulaulebih lancar," katanya.
Umar menambahkan, aktivitas masyarakat menggunakan kapal feri di Pulau Buru, Namlea mengalami peningkatan pada 2012 hingga 2013 disebakan kegiatan penambangan emas di Gunung Botak.
"Aktivitas penambangan di Gunung Botak menyebabkan peningkatan penumpang dan barang menggunakan kapal feri meningkat hingga saat ini," katanya. (ant/bm 10)