Uskup: Pendidikan Anak di Kabupaten Malra dan MTB Kian Merosot
http://www.beritamalukuonline.com/2013/12/uskup-pendidikan-anak-di-kabupaten.html
Ambon - Berita Maluku. Pendidikan anak di sekolah-sekolah Katolik di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) kian merosot. Sumber kemerosotan itu adalah tidak disiplin dan adanya kebobrokan moral dari para guru khususnya kepala-kepala sekolah.
"Menurut pengamatan saya sebagai uskup dan pengamatan para pastor, pendidikan anak-anak di sekolah Katolik di dua kabupaten itu semakin merosot," ungkap Uskup Amboina, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC saat konferensi pers yang digelar di bilik utama kantor Keuskupan Amboina, Jumat kemarin (6/12/2013).
Menurutnya, selain kemerosotan moral dari para guru maupun kepala sekolah, kemerosotan juga bersumber dari kerakusan akan uang dari para guru, dalam kerjasama dengan pegawai dinas pendidikan di kabupaten dan kecamatan.
"Korupsi dan suap-suap sudah menjadi kebiasaan. Banyak guru khususnya kepala sekolah lalai melaksanakan tugas pendidikan dan hanya rakus saja dengan gaji setiap bulan dan dengan uang proyek," ketusnya.
Dijelaskannya, ada banyak guru di sekolah-sekolah Katolik di Kei Besar yang tidak mengajar. Mereka hanya berkeliaran di Tual dan Langgur atau di tempat-tempat lain sambil setiap bulan menerima gaji.
"Saya anjurkan supaya Bupati secara serius mengadakan kontrol atas pelaksanaan tugas kepala sekolah dan pegawai-pegawai dinas pendidikan, serta guru-guru di sekolah, khususnya kepala-kepala sekolah," pintanya.
Sambil melanjutkan, "Bahwa penegakkan disiplin harus dilaksanakan, begitu pula sanksi kepada pegawai dan guru yang suka korupsi serta terlibat dalam suap-menyuap harus diberikan," ungkapnya.
Mandagi minta, Bupati dan pejabat pemerintah di bidang pendidikan, janganlah mewarnai penempatan guru-guru dan pengangkatan kepala-kepala sekolah di sekolah-sekolah, karena cara ini hanyalah merusak pendidikan.
"Bangsa Indonesia dan Gereja akan hancur, bila pendidikan anak-anak di sekolah-sekolah merosot karena kepala sekolah dan guru-guru yang tidak bermoral dan tidak bertanggunjawab," jelasnya. (bm 10)
"Menurut pengamatan saya sebagai uskup dan pengamatan para pastor, pendidikan anak-anak di sekolah Katolik di dua kabupaten itu semakin merosot," ungkap Uskup Amboina, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC saat konferensi pers yang digelar di bilik utama kantor Keuskupan Amboina, Jumat kemarin (6/12/2013).
Menurutnya, selain kemerosotan moral dari para guru maupun kepala sekolah, kemerosotan juga bersumber dari kerakusan akan uang dari para guru, dalam kerjasama dengan pegawai dinas pendidikan di kabupaten dan kecamatan.
"Korupsi dan suap-suap sudah menjadi kebiasaan. Banyak guru khususnya kepala sekolah lalai melaksanakan tugas pendidikan dan hanya rakus saja dengan gaji setiap bulan dan dengan uang proyek," ketusnya.
Dijelaskannya, ada banyak guru di sekolah-sekolah Katolik di Kei Besar yang tidak mengajar. Mereka hanya berkeliaran di Tual dan Langgur atau di tempat-tempat lain sambil setiap bulan menerima gaji.
"Saya anjurkan supaya Bupati secara serius mengadakan kontrol atas pelaksanaan tugas kepala sekolah dan pegawai-pegawai dinas pendidikan, serta guru-guru di sekolah, khususnya kepala-kepala sekolah," pintanya.
Sambil melanjutkan, "Bahwa penegakkan disiplin harus dilaksanakan, begitu pula sanksi kepada pegawai dan guru yang suka korupsi serta terlibat dalam suap-menyuap harus diberikan," ungkapnya.
Mandagi minta, Bupati dan pejabat pemerintah di bidang pendidikan, janganlah mewarnai penempatan guru-guru dan pengangkatan kepala-kepala sekolah di sekolah-sekolah, karena cara ini hanyalah merusak pendidikan.
"Bangsa Indonesia dan Gereja akan hancur, bila pendidikan anak-anak di sekolah-sekolah merosot karena kepala sekolah dan guru-guru yang tidak bermoral dan tidak bertanggunjawab," jelasnya. (bm 10)