Lubang Maut Tewaskan Tukang Becak di Jalan Diponegoro Ambon
http://www.beritamalukuonline.com/2013/12/lubang-maut-tewaskan-tukang-becak-di.html?m=0
Penemuan sosok mayat dalam lubang maut (kiri). Lokasi lubang maut tanpa pengamanan yang berada di ujung pertigaan jalan Diponegoro dan Jalan Imam Bonjol Ambon.
Ambon - Berita Maluku. Lubang galian listrik tanpa pengamanan sedalam 2 meter dan lebar 2 meter yang berada di tikungan pertigaan jalan Diponegoro dan Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Ahusen, Kecamatan Sirimau, Ambon diduga sebagai penyebab tewasnya Ayub Lekipeou (27), warga Moa, Kabupaten MBD yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak dan buruh bangunan di Ambon, Sabtu (7/12/2013).
Penemuan sosok mayat dengan kondisi kepala tersungsang di dalam kolam yang berisi air setinggi 50 cm itu oleh warga Urimessing, sekitar pukul 06.00 WIT dinihari, sontak membuat kerumunan warga yang ingin mengetahui kondisi korban.
Menurut keterangan seorang warga Urimessing, yang juga beprofesi sebagai penyapu jalan di lokasi itu, Van Harling kepada media ini, menuturkan, dirinya bersama beberapa temannya yang sementara membersihkan lokasi jalan, awalnya tidak mencurigai adanya sosok mayat, namun menurutnya, seorang warga Urimessing, L. Patty yang hendak menunggu Angkutan Kota (Angkot) di ujung jalan pertigaan itu memberitahukan dirinya kalau melihat ada sosok mayat di dalam kolam.
Sontak saja van Harling langsung meminta tukang becak yang berada di lokasi itu untuk melaporkan peristiwa itu kepada pihak kepolisian.
Korban yang ditemukan didalam kolam maut itu hanya terlihat setangah badan, antara kaki hingga pinggang, sementara bagian badan, kepala dan tangan korban berada di dalam air. Korban menggunakan celana pendek berwarna biru tua dan kaos oblong berwarna kuning, sementara charge HP korban berada di luar kolam atau tepatnya diatas tumpukan tanah galian.
Warga menduga korban terantuk bahan galian dan kemudian tercebur kedalam kolam. Meski demikian, warga menyesalkan pihak pekerja galian yang lalai karena sehabis menggali lubang tersebut tidak langsung menutup atau memasang tanda pengamanan di lokasi yang biasa digunakan sebagai jalan umum.
"Masa lubang digali untuk pekerjaan penanaman tiang listrik di samping trotoar yang nota bene merupakan jalan umum itu tidak ditutup dan diberikan pengamanan, ini kan namanya keterlaluan dan masa bodoh," kata waga heran.
Menurut keterangan teman Korban, Kotje Tuhelay, korban yang beralamat di Kudamati itu biasanya berprofesi sebagai buruh bangunan dan tukang becak. "Yang beta tau, korban terakhir bekerja di salah satu bangunan di desa Passo, tapi saat ini korban sudah selesai bekerja disana dan kini sedang mengayuh becak," jelasnya.
Salah satu warga yang mengenal korban saat ditemani kakak korban, Sony Lekipeou mengatakan, terakhir ia melihat korban sedang minum minuman keras bersama beberapa temannya di lokasi yang tak jauh dari lokasi kecelakaan, sekitar pukul 00.00 WIT dinihari, Sabtu (7/12/2013).
Keterangan juga diperoleh dari warga setempat yang mengenal korban, menyebutkan kalau korban sesekali parkir dengan becaknya di lokasi itu untuk menunggu penumpang, namun korban ini biasanya suka minum minuman keras.
Sementara itu, Kakak dan adik korban yang mendengar berita kecelakaan saudaranya itu langsung turun ke lokasi peristiwa. Kakak perempuan korban, Ita Lekipeou, tampak menangis histeri di lokasi kecelakaan.
Kepada media ini, Ita yang larut dalam kesedihan itu menuturkan, bahwa adiknya (korban; red) kini tinggal di kudamati serumah dengannya dan sudah memiliki 3 anak. Namun kini korban sudah ditinggalkan istrinya, sehingga anak-anak tersebut rencanaya akan dibawa korban ke kampung halamannya, Desa Moa pada hari ini juga, Sabtu (7/12/2013).
"Dia sudah bilang par beta kalau hari ini dia rencana mau bawa anak-anak ke Moa dengan kapal penumpang," kata Ita tersedu sambil ditemani saudaranya, Sony Lekipeou.
Kini jasad korban sudah diangkat dari lubang dan kemudian dibawa menuju rumah sakit Polisi Tantui untuk dilakukan autopsi.
Sampai berita ini dipublikasikan, belum ada keterangan dari pihak berwajib terkait penyebab kematian korban. Sementara pihak kontraktor yang mengerjakan penggalian itu pun belum berhasil ditemui untuk dimintai keterangan terkait kondisi lubang galian yang tidak diberikan pengamanan sehingga menewaskan warga. (bm 10)
Ambon - Berita Maluku. Lubang galian listrik tanpa pengamanan sedalam 2 meter dan lebar 2 meter yang berada di tikungan pertigaan jalan Diponegoro dan Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Ahusen, Kecamatan Sirimau, Ambon diduga sebagai penyebab tewasnya Ayub Lekipeou (27), warga Moa, Kabupaten MBD yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak dan buruh bangunan di Ambon, Sabtu (7/12/2013).
Penemuan sosok mayat dengan kondisi kepala tersungsang di dalam kolam yang berisi air setinggi 50 cm itu oleh warga Urimessing, sekitar pukul 06.00 WIT dinihari, sontak membuat kerumunan warga yang ingin mengetahui kondisi korban.
Menurut keterangan seorang warga Urimessing, yang juga beprofesi sebagai penyapu jalan di lokasi itu, Van Harling kepada media ini, menuturkan, dirinya bersama beberapa temannya yang sementara membersihkan lokasi jalan, awalnya tidak mencurigai adanya sosok mayat, namun menurutnya, seorang warga Urimessing, L. Patty yang hendak menunggu Angkutan Kota (Angkot) di ujung jalan pertigaan itu memberitahukan dirinya kalau melihat ada sosok mayat di dalam kolam.
Sontak saja van Harling langsung meminta tukang becak yang berada di lokasi itu untuk melaporkan peristiwa itu kepada pihak kepolisian.
Korban yang ditemukan didalam kolam maut itu hanya terlihat setangah badan, antara kaki hingga pinggang, sementara bagian badan, kepala dan tangan korban berada di dalam air. Korban menggunakan celana pendek berwarna biru tua dan kaos oblong berwarna kuning, sementara charge HP korban berada di luar kolam atau tepatnya diatas tumpukan tanah galian.
Warga menduga korban terantuk bahan galian dan kemudian tercebur kedalam kolam. Meski demikian, warga menyesalkan pihak pekerja galian yang lalai karena sehabis menggali lubang tersebut tidak langsung menutup atau memasang tanda pengamanan di lokasi yang biasa digunakan sebagai jalan umum.
"Masa lubang digali untuk pekerjaan penanaman tiang listrik di samping trotoar yang nota bene merupakan jalan umum itu tidak ditutup dan diberikan pengamanan, ini kan namanya keterlaluan dan masa bodoh," kata waga heran.
Menurut keterangan teman Korban, Kotje Tuhelay, korban yang beralamat di Kudamati itu biasanya berprofesi sebagai buruh bangunan dan tukang becak. "Yang beta tau, korban terakhir bekerja di salah satu bangunan di desa Passo, tapi saat ini korban sudah selesai bekerja disana dan kini sedang mengayuh becak," jelasnya.
Salah satu warga yang mengenal korban saat ditemani kakak korban, Sony Lekipeou mengatakan, terakhir ia melihat korban sedang minum minuman keras bersama beberapa temannya di lokasi yang tak jauh dari lokasi kecelakaan, sekitar pukul 00.00 WIT dinihari, Sabtu (7/12/2013).
Keterangan juga diperoleh dari warga setempat yang mengenal korban, menyebutkan kalau korban sesekali parkir dengan becaknya di lokasi itu untuk menunggu penumpang, namun korban ini biasanya suka minum minuman keras.
Sementara itu, Kakak dan adik korban yang mendengar berita kecelakaan saudaranya itu langsung turun ke lokasi peristiwa. Kakak perempuan korban, Ita Lekipeou, tampak menangis histeri di lokasi kecelakaan.
Kepada media ini, Ita yang larut dalam kesedihan itu menuturkan, bahwa adiknya (korban; red) kini tinggal di kudamati serumah dengannya dan sudah memiliki 3 anak. Namun kini korban sudah ditinggalkan istrinya, sehingga anak-anak tersebut rencanaya akan dibawa korban ke kampung halamannya, Desa Moa pada hari ini juga, Sabtu (7/12/2013).
"Dia sudah bilang par beta kalau hari ini dia rencana mau bawa anak-anak ke Moa dengan kapal penumpang," kata Ita tersedu sambil ditemani saudaranya, Sony Lekipeou.
Kini jasad korban sudah diangkat dari lubang dan kemudian dibawa menuju rumah sakit Polisi Tantui untuk dilakukan autopsi.
Sampai berita ini dipublikasikan, belum ada keterangan dari pihak berwajib terkait penyebab kematian korban. Sementara pihak kontraktor yang mengerjakan penggalian itu pun belum berhasil ditemui untuk dimintai keterangan terkait kondisi lubang galian yang tidak diberikan pengamanan sehingga menewaskan warga. (bm 10)