Kontraktor Proyek Air Bersih Tiakur MBD “Untung Besar”
http://www.beritamalukuonline.com/2013/12/kontraktor-proyek-air-bersih-tiakur-mbd.html
HK Mengelak Tak Mau Memberikan Penjelasan
Tiakur - Berita Maluku. Pekerjaan proyek air bersih di Tiakur, ibukota Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang diharapkan rampung hingga kini tak kunjung beres.
Belasan miliar rupiah dari APBD Kabupaten MBD dan APBD Provinsi Maluku sudah dikucurkan untuk proses penyelesaiannya. Karna tak kunjung beres, warga setempat terus mengeluh dan mempertanyakannya.
Warga menduga kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut, HK hanya mau cari “untung besar”.
Salah satu sumber yang tidak mau namanya dipublikan dari Tiakur kepada Berita Maluku.com, Selasa kemarin (3/12/2013) mengungkapkan, HK tidak maksimal mengerjakan proyek ini. Buktinya, cara kerjanya tidak sesuai seperti yang diisyaratkan dalam perencanaan awal. Sebaliknya bersangkutan hanya mengejar keuntungan pribadi dari hasil meraup uang negara.
Indikasi tak beresnya proyek lantaran HK dalam penanganan proyek itu tidak berdasarkan perjanjian
(kontrak) dimana material pada proyek ini seharusnya menggunakan pipa besi medium A, kenyataannya HK memerintahkan anak buahnya menggunakan pipa paralon medium B dan C.
Parahnya lagi, pipa paralon diletakkan begitu saja di atas tanah dan tidak ditanam sebagaimana yang tercantum dalam data perencanaan awal, sehingga pekerjaan pipanisasi untuk proyek air bersih ini tidak berfungsi sebagaimana diharapkan, buktinya air bersih itu tidak terdistribusi.
Para pengawas memang telah mengetahui kerja akal-akalan yang dilakukan sang kontraktor nakal ini, namun kontraktor tersebut berupaya memutar otak untuk “meredam” pihak yang coba mengungkit-ungkit persoalan proyek ini.
“Itu murni penyalahgunaan anggaran dimana buntutnya merugikan masyarakat dan uang negara hilang sia-sia. Untuk itu kita minta KPK ataupun polisi maupun Kejaksaan sudah waktunya dan dengan serius mengusut proyek tak beres ini hingga tuntas sampai ke akar-akarnya,” pinta sumber tersebut.
Beberapa Wartawan sudah mendatangi kantor HK untuk meminta konfirmasi, namun menurut karyawannya, HK sementara rapat. Karyawan tersebut lalu minta bahan konfirmasi untuk disampaikan kepada HK. "Bapak ada sementara rapat, beliau janji nanti kembali besok pagi," kata salah satu karyawannya.
Ketika wartawan itu kembali mendatangi kantor HK esok paginya, karyawan HK yang lain, Tanasale menjelaskan kalau HK sudah keluar. "Bapak sudah keluar," jelasnya.
Meski wartawan sudah berusaha mengkonfirmasi HK soal pengerjaan proyek air bersih di Tiakur, namun nampaknya HK selalu berusaha menghindari dengan berbagai alasan.
Seorang warga Tiakur, S. Pera kepada wartawan meminta agar kontraktor yang mengerjakan proyek air bersih di daerah itu bersikap kooperatif dan mau menjelaskan serta mempertanggunjawabkan pekerjaannya yang sudah menggunakan anggaran negara dan daerah setempat sebesar belasan miliaran rupiah itu, sebab saat ini masyarakat di Tiakur resah. Mereka sementara menunggu penjelasan terkait masalah pekerjaan yang telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah di kabupaten yang baru saja dimekarkan itu.
"Bagaimana daerah ini bisa maju dan masyarakat bisa sejahtera kalau proyek dengan anggaran miliaran rupiah itu dikerjakan asal-asalan," kesalnya.
Warga pun minta, pihak Dinas PU provinsi maupun kabupaten tidak asal menyerahkan proyek miliaran rupiah kepada kontraktor yang hanya mau mencari keuntungan tanpa melihat permasalahan yang dihadapi warga saat ini. (g/e/bm(g/e/bm10/)
Tiakur - Berita Maluku. Pekerjaan proyek air bersih di Tiakur, ibukota Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang diharapkan rampung hingga kini tak kunjung beres.
Belasan miliar rupiah dari APBD Kabupaten MBD dan APBD Provinsi Maluku sudah dikucurkan untuk proses penyelesaiannya. Karna tak kunjung beres, warga setempat terus mengeluh dan mempertanyakannya.
Warga menduga kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut, HK hanya mau cari “untung besar”.
Salah satu sumber yang tidak mau namanya dipublikan dari Tiakur kepada Berita Maluku.com, Selasa kemarin (3/12/2013) mengungkapkan, HK tidak maksimal mengerjakan proyek ini. Buktinya, cara kerjanya tidak sesuai seperti yang diisyaratkan dalam perencanaan awal. Sebaliknya bersangkutan hanya mengejar keuntungan pribadi dari hasil meraup uang negara.
Indikasi tak beresnya proyek lantaran HK dalam penanganan proyek itu tidak berdasarkan perjanjian
(kontrak) dimana material pada proyek ini seharusnya menggunakan pipa besi medium A, kenyataannya HK memerintahkan anak buahnya menggunakan pipa paralon medium B dan C.
Parahnya lagi, pipa paralon diletakkan begitu saja di atas tanah dan tidak ditanam sebagaimana yang tercantum dalam data perencanaan awal, sehingga pekerjaan pipanisasi untuk proyek air bersih ini tidak berfungsi sebagaimana diharapkan, buktinya air bersih itu tidak terdistribusi.
Para pengawas memang telah mengetahui kerja akal-akalan yang dilakukan sang kontraktor nakal ini, namun kontraktor tersebut berupaya memutar otak untuk “meredam” pihak yang coba mengungkit-ungkit persoalan proyek ini.
“Itu murni penyalahgunaan anggaran dimana buntutnya merugikan masyarakat dan uang negara hilang sia-sia. Untuk itu kita minta KPK ataupun polisi maupun Kejaksaan sudah waktunya dan dengan serius mengusut proyek tak beres ini hingga tuntas sampai ke akar-akarnya,” pinta sumber tersebut.
Beberapa Wartawan sudah mendatangi kantor HK untuk meminta konfirmasi, namun menurut karyawannya, HK sementara rapat. Karyawan tersebut lalu minta bahan konfirmasi untuk disampaikan kepada HK. "Bapak ada sementara rapat, beliau janji nanti kembali besok pagi," kata salah satu karyawannya.
Ketika wartawan itu kembali mendatangi kantor HK esok paginya, karyawan HK yang lain, Tanasale menjelaskan kalau HK sudah keluar. "Bapak sudah keluar," jelasnya.
Meski wartawan sudah berusaha mengkonfirmasi HK soal pengerjaan proyek air bersih di Tiakur, namun nampaknya HK selalu berusaha menghindari dengan berbagai alasan.
Seorang warga Tiakur, S. Pera kepada wartawan meminta agar kontraktor yang mengerjakan proyek air bersih di daerah itu bersikap kooperatif dan mau menjelaskan serta mempertanggunjawabkan pekerjaannya yang sudah menggunakan anggaran negara dan daerah setempat sebesar belasan miliaran rupiah itu, sebab saat ini masyarakat di Tiakur resah. Mereka sementara menunggu penjelasan terkait masalah pekerjaan yang telah menghabiskan anggaran miliaran rupiah di kabupaten yang baru saja dimekarkan itu.
"Bagaimana daerah ini bisa maju dan masyarakat bisa sejahtera kalau proyek dengan anggaran miliaran rupiah itu dikerjakan asal-asalan," kesalnya.
Warga pun minta, pihak Dinas PU provinsi maupun kabupaten tidak asal menyerahkan proyek miliaran rupiah kepada kontraktor yang hanya mau mencari keuntungan tanpa melihat permasalahan yang dihadapi warga saat ini. (g/e/bm(g/e/bm10/)