Gelar Unjuk Rasa, Pendukung DAMAI Dihadang Aparat Keamanan
http://www.beritamalukuonline.com/2013/12/gelar-unjuk-rasa-pendukung-damai.html
Ambon - Berita Maluku. Aksi unjuk rasa ratusan pendukung fanatik calon gubernur Maluku dari pasangan Abdullah Vanath-Marthin Jonas Maspaitella (DAMAI) yang digelar di depan halaman Maluku City Mall (MCM) Tantui Ambon, Senin (30/12/2013) dihadang ratusan aparat keamanan yang menggunakan atribut lengkap.
Aksi yang berlangsung tertib selama hampir dua jam tanpa insiden itu, akhirnya dibubarkan pihak kepolisian dari Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.
Kapolres Pulau Ambon dan PP Lease, AKBP I Putu Bintang Juliana yang turun langsung menemui para pengunjuk rasa, meminta agar pengunjuk rasa dapat memahami aturan karena aksi tersebut belum ada pemberitahuan sebelumnya.
"Kami mohon saudara sekalian dapat memahami bahwa aksi ini tidak diberitahukan sebelumnya," kata Juliana kepada pihak pendemo.
Setelah pendukung pasangan DAMAI yang menggunakan atribut serba orange itu bernego dengan pihak keamanan, akhirnya mereka membubarkan diri.
MOSI TIDAK PERCAYA
Ratusan pengunjuk rasa yang dikoordinir Rusdy Rumata dalam orasinya mengatakan, aksi itu ditujukan ke kantor KPU Maluku untuk menyatakan mosi tidak percaya kepada pihak penyelenggara.
"Kami berunjuk rasa disini bukan karena tidak bisa menerima kekalahan namun tujuan kami yaitu untuk menyampaikan mosi tidak percaya kepada KPU Maluku yang terkesan telah melacuri demokrasi di Maluku," ungkapnya.
Sementara itu ditempat lain, Juru bicara tim pasangan DAMAI, Richard Ruhulessin menjelaskan, bahwa aksi demo yang dilaksanakan oleh pendukung fanatis pasangan DAMAI itu adalah sebuah bentuk gerakan spontanitas reaktif.
"Memang kami sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu improsedural karena tanpa melalui ijin tapi itu adalah reaksi yang sifatnya spontanitas," jelasnya.
Kepada aparat kepolisian, Ruhulessin atas nama tim DAMAI meminta maaf terhadap aksi spontan yang dilakukan para pendukungnya.
"Kami tim DAMAI bertanggunjawab terhadap aksi tersebut dan kami juga mohon maaf kepada aparat kepolisian," jelasnya.
Menurutnya, aksi yang sama oleh pendukung pasangan DAMAI tidak terbatas sampai disini namun akan dilakukan secara berkesinambungan.
"Demo ini tidak terbatas dan kami akan melakukan hal yang sama beberapa waktu kedepan. Hal itu karena masyarakat maupun fanatisme dari pendukung tim DAMAI saat ini merasa bahwa proses demokrasi yang sementara berlangsung di provinsi Maluku sama sekali sudah mati karena sesuatu yang menyangkut pelanggaran yang sifatnya konstitusional sama sekali tidak digubris oleh pihak penyelenggara," ungkapnya. (bm 10)
Aksi yang berlangsung tertib selama hampir dua jam tanpa insiden itu, akhirnya dibubarkan pihak kepolisian dari Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease.
Kapolres Pulau Ambon dan PP Lease, AKBP I Putu Bintang Juliana yang turun langsung menemui para pengunjuk rasa, meminta agar pengunjuk rasa dapat memahami aturan karena aksi tersebut belum ada pemberitahuan sebelumnya.
"Kami mohon saudara sekalian dapat memahami bahwa aksi ini tidak diberitahukan sebelumnya," kata Juliana kepada pihak pendemo.
Setelah pendukung pasangan DAMAI yang menggunakan atribut serba orange itu bernego dengan pihak keamanan, akhirnya mereka membubarkan diri.
MOSI TIDAK PERCAYA
Ratusan pengunjuk rasa yang dikoordinir Rusdy Rumata dalam orasinya mengatakan, aksi itu ditujukan ke kantor KPU Maluku untuk menyatakan mosi tidak percaya kepada pihak penyelenggara.
"Kami berunjuk rasa disini bukan karena tidak bisa menerima kekalahan namun tujuan kami yaitu untuk menyampaikan mosi tidak percaya kepada KPU Maluku yang terkesan telah melacuri demokrasi di Maluku," ungkapnya.
Sementara itu ditempat lain, Juru bicara tim pasangan DAMAI, Richard Ruhulessin menjelaskan, bahwa aksi demo yang dilaksanakan oleh pendukung fanatis pasangan DAMAI itu adalah sebuah bentuk gerakan spontanitas reaktif.
"Memang kami sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu improsedural karena tanpa melalui ijin tapi itu adalah reaksi yang sifatnya spontanitas," jelasnya.
Kepada aparat kepolisian, Ruhulessin atas nama tim DAMAI meminta maaf terhadap aksi spontan yang dilakukan para pendukungnya.
"Kami tim DAMAI bertanggunjawab terhadap aksi tersebut dan kami juga mohon maaf kepada aparat kepolisian," jelasnya.
Menurutnya, aksi yang sama oleh pendukung pasangan DAMAI tidak terbatas sampai disini namun akan dilakukan secara berkesinambungan.
"Demo ini tidak terbatas dan kami akan melakukan hal yang sama beberapa waktu kedepan. Hal itu karena masyarakat maupun fanatisme dari pendukung tim DAMAI saat ini merasa bahwa proses demokrasi yang sementara berlangsung di provinsi Maluku sama sekali sudah mati karena sesuatu yang menyangkut pelanggaran yang sifatnya konstitusional sama sekali tidak digubris oleh pihak penyelenggara," ungkapnya. (bm 10)