Warga Wetar Resah, Aparat TNI-AD BKO Diduga Lindungi Penjualan Kayu ke Timor Leste
http://www.beritamalukuonline.com/2013/11/warga-wetar-resah-aparat-tni-ad-bko.html
Ambon - Berita Maluku. Hutan di Pulau Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya, kini terancam gundul akibat aksi penebangan liar dan penjualan kayu ke Timor Leste yang kini masih marak terjadi.
Ironisnya, meski aparat TNI-AL telah menjalankan tugasnya dengan baik, menangkap kapal-kapal pengangkut kayu tanpa dilengkapi dokumen lengkap, namun proses hukumnya buram karena indikasi keterlibatan pasukan TNI Bawah Kendali Operasi yang ditugaskan di Pulau Lirang, dan Wetar.
Laporan yang diterima wartawan dari sejumlah warga Ilwaky, Kamis (21/11/2013) menyebutkan selama beberapa bulan terakhir penduduk setempat resah karena aksi penebangan pohon-pohon secara liar masih marak terjadi dan dilakukan di depan aparat TNI BKO dari Kesatuan 911/Samarinda, Kalimantan Timur.
Saat ini, tugas dan peran kesatuan Yonif 611 sudah digantikkan satu peleton pasukan Yonif 634/Pontianak, Kalimantan Barat. Dikisahkan warga, pada Jumat (15/11/2013), saat pasukan TNI-AL berpatroli di sekitar perairan Desa Hiay, Wetar, ditemukan Kapal Layar Motor (KLM) milik Bakrie, yang tengah berlabuh di sekitar lokasi tersebut.
Saat petugas TNI-AL berupaya mendekati KLM tersebut, didapati kalau kapal pengangkut kayu ilegal itu tengah memuat kayu balok ukuran 10x20 cm dalam jumlah besar yang akan dijual ke Negara tetangga, Timor Leste. Setelah diperiksa, ternyata pemilik dan Anak Buah Kapal itu tak mampu menunjukkan dokumen resmi pengangkutan kayu.
Dari hasil pemeriksaan petugas TNI-AL ditemukan dugaan keterlibatan oknum anggota TNI BKO dari Yonif 611 yang bertugas di Pos BKO di Ilwaki, ibu kota kecamatan Wetar. Setelah ditelusuri lebih jauh, tampaknya ada hubungan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara oknum anggota pasukan TNI BKO dengan para pekerja illegal logging dan penyelundup kayu ke Timor Leste.
Sayangnya, setelah KLM Bakrie diamankan dan digiring ke Ikwaki untuk diserahkan barang bukti ke Kepolisian Sektor Wetar, Komandon Peleton dan anggota BKO Yonif 611 mengamuk melepaskan tembakan dua kali ke udara seraya meminta barang bukti tersebut dihilangkan saja dan tak usah diproses hukum.
’’Ada apa sehingga barang bukti mau dihilangkan dan mengapa sampai kasusnya tak usah ditingkatkan ke penyidikan. Padahal kasus ini sangat marak terjadi di Wetar,’’ keluh warga setempat.
Umumnya masyarakat, termasuk tokoh agama dan pemuka masyarakat Wetar menghendaki petinggi TNI-AD maupun Polri segera menyikapi kasus ini karena menyangkut penegakan hukum di wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ’’Masyarakat sangat resah karena petugas maupun pasukan yang bertugas di sini hanya melihat kasus ini dengan sebelah mata,’’ beber mereka. Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Eko Wiratmoko yang dikonfirmasi hal ini mengaku kaget.
’’Wah, TNI dan Polri itu selalu bekerja sama untuk pengamanan wilayah perbatasan di Wetar. Mana mungkin ada praktik seperti itu,’’ tepisnya dengan senyum saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis, 21 November 2013. (bm 01/ev/mg-bm 015)
Ironisnya, meski aparat TNI-AL telah menjalankan tugasnya dengan baik, menangkap kapal-kapal pengangkut kayu tanpa dilengkapi dokumen lengkap, namun proses hukumnya buram karena indikasi keterlibatan pasukan TNI Bawah Kendali Operasi yang ditugaskan di Pulau Lirang, dan Wetar.
Laporan yang diterima wartawan dari sejumlah warga Ilwaky, Kamis (21/11/2013) menyebutkan selama beberapa bulan terakhir penduduk setempat resah karena aksi penebangan pohon-pohon secara liar masih marak terjadi dan dilakukan di depan aparat TNI BKO dari Kesatuan 911/Samarinda, Kalimantan Timur.
Saat ini, tugas dan peran kesatuan Yonif 611 sudah digantikkan satu peleton pasukan Yonif 634/Pontianak, Kalimantan Barat. Dikisahkan warga, pada Jumat (15/11/2013), saat pasukan TNI-AL berpatroli di sekitar perairan Desa Hiay, Wetar, ditemukan Kapal Layar Motor (KLM) milik Bakrie, yang tengah berlabuh di sekitar lokasi tersebut.
Saat petugas TNI-AL berupaya mendekati KLM tersebut, didapati kalau kapal pengangkut kayu ilegal itu tengah memuat kayu balok ukuran 10x20 cm dalam jumlah besar yang akan dijual ke Negara tetangga, Timor Leste. Setelah diperiksa, ternyata pemilik dan Anak Buah Kapal itu tak mampu menunjukkan dokumen resmi pengangkutan kayu.
Dari hasil pemeriksaan petugas TNI-AL ditemukan dugaan keterlibatan oknum anggota TNI BKO dari Yonif 611 yang bertugas di Pos BKO di Ilwaki, ibu kota kecamatan Wetar. Setelah ditelusuri lebih jauh, tampaknya ada hubungan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan) antara oknum anggota pasukan TNI BKO dengan para pekerja illegal logging dan penyelundup kayu ke Timor Leste.
Sayangnya, setelah KLM Bakrie diamankan dan digiring ke Ikwaki untuk diserahkan barang bukti ke Kepolisian Sektor Wetar, Komandon Peleton dan anggota BKO Yonif 611 mengamuk melepaskan tembakan dua kali ke udara seraya meminta barang bukti tersebut dihilangkan saja dan tak usah diproses hukum.
’’Ada apa sehingga barang bukti mau dihilangkan dan mengapa sampai kasusnya tak usah ditingkatkan ke penyidikan. Padahal kasus ini sangat marak terjadi di Wetar,’’ keluh warga setempat.
Umumnya masyarakat, termasuk tokoh agama dan pemuka masyarakat Wetar menghendaki petinggi TNI-AD maupun Polri segera menyikapi kasus ini karena menyangkut penegakan hukum di wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ’’Masyarakat sangat resah karena petugas maupun pasukan yang bertugas di sini hanya melihat kasus ini dengan sebelah mata,’’ beber mereka. Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Eko Wiratmoko yang dikonfirmasi hal ini mengaku kaget.
’’Wah, TNI dan Polri itu selalu bekerja sama untuk pengamanan wilayah perbatasan di Wetar. Mana mungkin ada praktik seperti itu,’’ tepisnya dengan senyum saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis, 21 November 2013. (bm 01/ev/mg-bm 015)