Jaga Pulau Terluar, TNI Tempatkan Tiga Pos di Perbatasan Timor Leste
http://www.beritamalukuonline.com/2013/11/jaga-pulau-terluar-tni-tempatkan-tiga.html?m=0
Ambon - Berita Maluku. Panglima Kodam XVI/Pattimura, Mayor Jenderal TNI Eko Wiratmoko mengatakan sampai saat ini sejumlah Pos TNI sudah ditempatkan di wilayah perbatasan Timor Leste untuk menjaga pulau-pulau terluar.
"Kami sudah menempatkan tiga Pos TNI di pulau Lirang, pulau Luang dan Pulau Masela," kata Pangdam Eko, di Ambon, Rabu (27/11/2013).
Menurutnya, setelah melakukan evaluasi dari hasil peninjauan ke sejumlah pulau terluar di daerah Maluku Barat Daya (MBD) dan daerah Maluku Tenggara Barat (MTB) ternyata di tiga pulau tersebut sangat rawan terhadap hal-hal tidak diinginkan.
"Ada sekitar 30 orang personil TNI Satgas Batalyon 643 Tanjungpura yang menggantikan Satgas Batalyon 611 Kodam XII Mulawarman Kalimantan, mereka bertugas menjaga di tiga pulau tersebut dan setiap enam bulan ada pergantian," kata Pangdam.
Pangdam mengatakan juga bahwa anggota TNI yang bertugas di pulau terluar tersebut, selain menjaga wilayah perbatasan, mereka juga membantu masyarakat membangun sarana umum.
"Anggota TNI yang bertugas selain menjaga wilayah perbatasan, mereka juga bersama rakyat membangun jalan dan fasilitas umum lainnya," ujarnya.
Kemudian selain membantu membangun sarana umum, mereka juga peduli terhadap masalah pendidikan dengan mengajar di SD-SD yang kekurangan guru.
"Bayangkan saja satu sekolah hanya satu orang guru yang mengajar, ini sangat prihatin sekali," kata Pangdam Eko.
Karena itu Pangdam meminta pemerintah Provinsi Maluku memperhatikan wilayah-wilayah terluar karena terlihat sekali pembangunan belum sepenuhnya terjangkau.
Menyinggung seringnya warga Timor Leste ke pulau Lirang membeli ikan, menurut Pangdam wajar saja mereka datang karena kita sendiri tidak ada yang mau membeli ikan di sana, padahal potensi ikan sangat bagus dan harganya murah.
"Bayangkan ikan kerapu jenis bebek atau tikus satu kilogram hanya Rp15.000, dibandingkan di Ambon bisa mencapai Rp200.000 per kilogram," katanya.
Karena itu pemerintah Provinsi Maluku harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat di pulau Lirang yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, apalagi jarak tempuh dari Lirang ke Dili hanya dua jam, sehingga dari sisi ekonomi sangat menguntungkan.
"Orang Timor Leste membeli ikan di Lirang menggunakan dolar, nilainya lebih tinggi dari rupiah. Jadi wajar saja kalau masyarakat Lirang menjual ikan ke Dili, kalau tidak begitu dari mana mereka mendapatkan uang," kata Pangdam Eko. (ant/bm 10)
"Kami sudah menempatkan tiga Pos TNI di pulau Lirang, pulau Luang dan Pulau Masela," kata Pangdam Eko, di Ambon, Rabu (27/11/2013).
Menurutnya, setelah melakukan evaluasi dari hasil peninjauan ke sejumlah pulau terluar di daerah Maluku Barat Daya (MBD) dan daerah Maluku Tenggara Barat (MTB) ternyata di tiga pulau tersebut sangat rawan terhadap hal-hal tidak diinginkan.
"Ada sekitar 30 orang personil TNI Satgas Batalyon 643 Tanjungpura yang menggantikan Satgas Batalyon 611 Kodam XII Mulawarman Kalimantan, mereka bertugas menjaga di tiga pulau tersebut dan setiap enam bulan ada pergantian," kata Pangdam.
Pangdam mengatakan juga bahwa anggota TNI yang bertugas di pulau terluar tersebut, selain menjaga wilayah perbatasan, mereka juga membantu masyarakat membangun sarana umum.
"Anggota TNI yang bertugas selain menjaga wilayah perbatasan, mereka juga bersama rakyat membangun jalan dan fasilitas umum lainnya," ujarnya.
Kemudian selain membantu membangun sarana umum, mereka juga peduli terhadap masalah pendidikan dengan mengajar di SD-SD yang kekurangan guru.
"Bayangkan saja satu sekolah hanya satu orang guru yang mengajar, ini sangat prihatin sekali," kata Pangdam Eko.
Karena itu Pangdam meminta pemerintah Provinsi Maluku memperhatikan wilayah-wilayah terluar karena terlihat sekali pembangunan belum sepenuhnya terjangkau.
Menyinggung seringnya warga Timor Leste ke pulau Lirang membeli ikan, menurut Pangdam wajar saja mereka datang karena kita sendiri tidak ada yang mau membeli ikan di sana, padahal potensi ikan sangat bagus dan harganya murah.
"Bayangkan ikan kerapu jenis bebek atau tikus satu kilogram hanya Rp15.000, dibandingkan di Ambon bisa mencapai Rp200.000 per kilogram," katanya.
Karena itu pemerintah Provinsi Maluku harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat di pulau Lirang yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, apalagi jarak tempuh dari Lirang ke Dili hanya dua jam, sehingga dari sisi ekonomi sangat menguntungkan.
"Orang Timor Leste membeli ikan di Lirang menggunakan dolar, nilainya lebih tinggi dari rupiah. Jadi wajar saja kalau masyarakat Lirang menjual ikan ke Dili, kalau tidak begitu dari mana mereka mendapatkan uang," kata Pangdam Eko. (ant/bm 10)