Berbulan-Bulan Warga Tanimbar Utara MTB Kesulitan BBM
http://www.beritamalukuonline.com/2013/10/berbulan-bulan-warga-tanimbar-utara-mtb.html
Larat – Berita Maluku. Sudah berbulan-bulan lamanya, warga di Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) kesulitan memperoleh pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM). Kesulitan memperoleh BBM ini menyebabkan warga setempat terus mengeluh kepada pihak otoritas setempat. Mereka menilai kebutuhan hidup yang satu ini tidak disikapi pihak terkait. Padahal mereka sudah menyampaikan persoalan kesulitan BBM ini kepada pihak bersangkutan termasuk wakil rakyat asal kecamatan tersebut.
“Masyarakat di sini sudah beberapa bulan kesulitan BBM. Kesulitan ini sudah kita sampaikan ke Pemda MTB dan anggota DPRD asal Larat, tapi mereka sampai saat ini belum menyikapinya,” lapor Batlayeri kepada Berita Maluku.com melalui telepon selulernya dari Larat, ibukota kecamatan Tanimbar Utara, Senin (14/10).
Dia mengatakan, jenis BBM yang sulit diperoleh masyarakat Tanimbar Utara antara lain bensin dan minyak tanah. Untuk mendapatkan dua jenis kebutuhan pokok ini, warga rela mengantre berjam-jam lamanya, mulai dari pagi hingga sore hari. Bahkan, warga rela berdesak-desakan di sejumlah titik yang dipakai sebagai lokasi pendistribusian bahan bakar tersebut.
Pantauan Berita Maluku.com di pusat pertokoan Larat, ibukota Kecamatan Tanimbar Utara, tiga lokasi penjualan bensin dan minyak tanah sudah sejak pagi hari terlihat penuh sesak dengan antrean panjang warga. Bahkan ada diantara mereka bersungut-sungut dan kesal lantaran pemandangan seperti ini belum juga hilang.
Bapak Jhony, salah satu warga Larat mengakui beberapa kali tidak memperoleh minyak tanah, sehingga keluarganya rela memasak menggunakan kayu bakar. Untuk itu, dia rela pagi-pagi datang dan mengantrei berjam-jam di lokasi penjualan BBM hanya untuk mendapatkan minyak tanah untuk dibawa pulang ke rumah.
Sementara itu, penelusuran yang dilakukan media ini menyebutkan, terjadinya kesulitan minyak tanah dan bensin diduga lantaran pihak Agen Penjualan Minyak dan Solar (APMS) Vijiwi Petrolium, salah satu penyalur minyak terbesar di wilayah kecamatan tersebut melakukan trik akal-akalan untuk mencari untung besar.
APMS ini diduga tidak menyalurkan BBM sebagaimana mestinya, bahkan pimpinan perusahaan ini dilaporkan menimbun minyak di beberapa orang terdekatnya, terutama kepada pengusaha berinisial Koko J dan Koko Y untuk menunggu waktu yang tepat untuk kemudian dijual kembali ke warga dengan harga lebih tinggi.
Buktinya, saat terjadi kesulitan minyak tanah, dua oknum pengusaha ini buru-buru menjualnya, namun bukannya menjual dengan standar per liter sesuai Het yang dipatok pihak pemerintah melainkan sesuai harga subjektif per botol (gunakan takaran satu botol bir) dengan harga per botol Rp.3 ribu untuk minyak tanah. Dan, untuk bensin dijual dengan harga per liter Rp.7.500,- dari harga normal per liter Rp.6.500,-
“Untuk itu, kita minta supaya Pertamina ataupun pihak Pemda MTB dan pihak kepolisian menyikapi ini, karena kita sebagai masyarakat sangat dirugikan soal kesulitan BBM ini,” harap Batlayeri. Sementara itu, pihak terkait, termasuk pimpinan APMS Vijiwi Petrolium belum berhasil dikonfirmasi terkait persoalan kelangkaan BBM ini. (e/e)
“Masyarakat di sini sudah beberapa bulan kesulitan BBM. Kesulitan ini sudah kita sampaikan ke Pemda MTB dan anggota DPRD asal Larat, tapi mereka sampai saat ini belum menyikapinya,” lapor Batlayeri kepada Berita Maluku.com melalui telepon selulernya dari Larat, ibukota kecamatan Tanimbar Utara, Senin (14/10).
Dia mengatakan, jenis BBM yang sulit diperoleh masyarakat Tanimbar Utara antara lain bensin dan minyak tanah. Untuk mendapatkan dua jenis kebutuhan pokok ini, warga rela mengantre berjam-jam lamanya, mulai dari pagi hingga sore hari. Bahkan, warga rela berdesak-desakan di sejumlah titik yang dipakai sebagai lokasi pendistribusian bahan bakar tersebut.
Pantauan Berita Maluku.com di pusat pertokoan Larat, ibukota Kecamatan Tanimbar Utara, tiga lokasi penjualan bensin dan minyak tanah sudah sejak pagi hari terlihat penuh sesak dengan antrean panjang warga. Bahkan ada diantara mereka bersungut-sungut dan kesal lantaran pemandangan seperti ini belum juga hilang.
Bapak Jhony, salah satu warga Larat mengakui beberapa kali tidak memperoleh minyak tanah, sehingga keluarganya rela memasak menggunakan kayu bakar. Untuk itu, dia rela pagi-pagi datang dan mengantrei berjam-jam di lokasi penjualan BBM hanya untuk mendapatkan minyak tanah untuk dibawa pulang ke rumah.
Sementara itu, penelusuran yang dilakukan media ini menyebutkan, terjadinya kesulitan minyak tanah dan bensin diduga lantaran pihak Agen Penjualan Minyak dan Solar (APMS) Vijiwi Petrolium, salah satu penyalur minyak terbesar di wilayah kecamatan tersebut melakukan trik akal-akalan untuk mencari untung besar.
APMS ini diduga tidak menyalurkan BBM sebagaimana mestinya, bahkan pimpinan perusahaan ini dilaporkan menimbun minyak di beberapa orang terdekatnya, terutama kepada pengusaha berinisial Koko J dan Koko Y untuk menunggu waktu yang tepat untuk kemudian dijual kembali ke warga dengan harga lebih tinggi.
Buktinya, saat terjadi kesulitan minyak tanah, dua oknum pengusaha ini buru-buru menjualnya, namun bukannya menjual dengan standar per liter sesuai Het yang dipatok pihak pemerintah melainkan sesuai harga subjektif per botol (gunakan takaran satu botol bir) dengan harga per botol Rp.3 ribu untuk minyak tanah. Dan, untuk bensin dijual dengan harga per liter Rp.7.500,- dari harga normal per liter Rp.6.500,-
“Untuk itu, kita minta supaya Pertamina ataupun pihak Pemda MTB dan pihak kepolisian menyikapi ini, karena kita sebagai masyarakat sangat dirugikan soal kesulitan BBM ini,” harap Batlayeri. Sementara itu, pihak terkait, termasuk pimpinan APMS Vijiwi Petrolium belum berhasil dikonfirmasi terkait persoalan kelangkaan BBM ini. (e/e)