Alat Penunjang Pengolahan Sampah di Toisapu Rusak
http://www.beritamalukuonline.com/2013/10/alat-penunjang-pengolahan-sampah-di.html
Ambon - Berita Maluku. Peralatan penunjang pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir dan instalasi pengolahan sampah terpadu di Toisapu, Desa Hutumuri, Leitimur Selatan, Kota Ambon rusak.
"Sebagian peralatan penunjang pengolahan sampah di TPA dan IPST Toisapu seperti bulldozer dan eksavator mengalami kerusakan sehingga pengendalian sampah dari TPS ke TPA mengalami gangguan," kata Wakil Wali Kota Ambon, Sam Latuconsina di Ambon, Selasa (22/10/2013).
Ia mengatakan, TPA dan IPST merupakan produk akhir kebersihan kota, jika terjadi kerusakan peralatan maka sistem penataan kebersihan akan terganggu.
"Kerusakan alat tidak dilaporkan dinas Kebersihan dan Pertamanan serta UPTD IPST sehingga tidak menjadi prioritas anggaran. Dua tahun lalu saya melakukan tinjauan dan hari ini lagi permasalahan yang dihadapi adalah kerusakan peralatan," katanya.
Menurut Sam, TPA dan IPST harus berfungsi selayaknya sistem pengolahan sampah karena persyaratan pengelolaan memilik standar yakni ditunjang peralatan dan sumber daya manusia yang memadai.
"Kenyataan yang terjadi peralatan penunjang sebagian rusak, dari lima unit alat berat yang tersedia tiga diantaranya rusak dan hanya du ayang beroperasi, sedangkan mesin pengolah sampah yang tersedia 22 unit, delapan diantaranya yang beroperasi," ujarnya.
Ia menjelaskan, antispasi kerusakan peralatan pihaknya akan memprioritaskan anggaran pengelolaan TPA dan IPST pada APBD Perubahan 2013 dan APBD 2014.
Saat ini pihaknya sementara melakukan inventarisir jumlah alat yang rusak dan akan dijadikan perencanaan selanjutnya.
"Inventaris alat dilakukan untuk mengetahui kondisi ideal yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di IPST dan TPA berapa banyak, yang tersedia, alat yang masih bisa digunakan bisa pakai berapa, rusak dan selanjutnya kita akan buat perencanaan di anggaran tahun 2014 berapa," kata Sam.
Diakuinya, dua hal penyebab kerusakan peralatan yakni kualitas dan sistem pemeliharaan.
"Peralatan penunjang sampah merupakan benda mati, yang bisa hidupkan jika ada yang mengelola, karena itu tidak hanya peralatan yang menjadi perhatian tetapi SDM pengelola," tandasnya.
Sam menambahkan, pengolahan sampah pada TPA IPST Toisapu dapat dimanfaatkan sebagai potensi dan peluang yang dihasilkan dalam pengelolaan sampah untuk menghasilkan pendapatan bagi daerah.
"Memperlancar dan meningkatkan fungsi TPA dan IPST tidak hanya sebagai tempat pembuangan akhir sampah tetapi dapat dikelola secara profesional menggunakan teknologi maju yang memberikan nilai tambah dan sumber pendapatan bagi masyarakat," katanya. (ant/bm 10)
"Sebagian peralatan penunjang pengolahan sampah di TPA dan IPST Toisapu seperti bulldozer dan eksavator mengalami kerusakan sehingga pengendalian sampah dari TPS ke TPA mengalami gangguan," kata Wakil Wali Kota Ambon, Sam Latuconsina di Ambon, Selasa (22/10/2013).
Ia mengatakan, TPA dan IPST merupakan produk akhir kebersihan kota, jika terjadi kerusakan peralatan maka sistem penataan kebersihan akan terganggu.
"Kerusakan alat tidak dilaporkan dinas Kebersihan dan Pertamanan serta UPTD IPST sehingga tidak menjadi prioritas anggaran. Dua tahun lalu saya melakukan tinjauan dan hari ini lagi permasalahan yang dihadapi adalah kerusakan peralatan," katanya.
Menurut Sam, TPA dan IPST harus berfungsi selayaknya sistem pengolahan sampah karena persyaratan pengelolaan memilik standar yakni ditunjang peralatan dan sumber daya manusia yang memadai.
"Kenyataan yang terjadi peralatan penunjang sebagian rusak, dari lima unit alat berat yang tersedia tiga diantaranya rusak dan hanya du ayang beroperasi, sedangkan mesin pengolah sampah yang tersedia 22 unit, delapan diantaranya yang beroperasi," ujarnya.
Ia menjelaskan, antispasi kerusakan peralatan pihaknya akan memprioritaskan anggaran pengelolaan TPA dan IPST pada APBD Perubahan 2013 dan APBD 2014.
Saat ini pihaknya sementara melakukan inventarisir jumlah alat yang rusak dan akan dijadikan perencanaan selanjutnya.
"Inventaris alat dilakukan untuk mengetahui kondisi ideal yang dibutuhkan untuk pengelolaan sampah di IPST dan TPA berapa banyak, yang tersedia, alat yang masih bisa digunakan bisa pakai berapa, rusak dan selanjutnya kita akan buat perencanaan di anggaran tahun 2014 berapa," kata Sam.
Diakuinya, dua hal penyebab kerusakan peralatan yakni kualitas dan sistem pemeliharaan.
"Peralatan penunjang sampah merupakan benda mati, yang bisa hidupkan jika ada yang mengelola, karena itu tidak hanya peralatan yang menjadi perhatian tetapi SDM pengelola," tandasnya.
Sam menambahkan, pengolahan sampah pada TPA IPST Toisapu dapat dimanfaatkan sebagai potensi dan peluang yang dihasilkan dalam pengelolaan sampah untuk menghasilkan pendapatan bagi daerah.
"Memperlancar dan meningkatkan fungsi TPA dan IPST tidak hanya sebagai tempat pembuangan akhir sampah tetapi dapat dikelola secara profesional menggunakan teknologi maju yang memberikan nilai tambah dan sumber pendapatan bagi masyarakat," katanya. (ant/bm 10)