Taman Laut Teluk Ambon Terindah di Dunia Sejak Abad ke-17

Ambon - Berita Maluku. Para ilmuan di abad ke-17 telah memublikasikan bahwa taman laut terindah di dunia berada di Teluk Ambon, persisnya di sepanjang pesisir Kapaha hingga Tantui. Seabad sebelumnya, berbagai jenis biota laut ditemukan di perairan Teluk Ambon dan ditentukan nama ilmiahnya oleh para ilmuan dunia di bidang taksonomi dan dikenal di seluruh dunia.

Ketua Panitia Seminar Ilmiah ’’Manggurebe Kalesang Ambon 2013’’D.A.J. Selanno menguraikan berbagai ekspedisi ilmiah internasional memilih perairan Teluk Ambon sebagai salah satu stasiun penelitian penting dari ekspedisi-ekspedisi tersebut.

Pada abad ke-20, sekira 1970-1980-an, Teluk Ambon dijuluki sebagai Ladang Ikan umpan bagi industri perikanan cakalang, memiliki tiga ekosistem utama perairan tropis, yaitu terumbu karang, hutan bakau (mangrove) dan padang lamun yang alamiah, dan kondisi terumbu karang di pesisir Hatiwe Besar, Tawiri, Eri, dan Harahia termasuk kategori sangat baik dan areal terumbu karang lainya termasuk kategori baik.

Diungkapkan Selanno, dalam kurun 1970-an, pesisir Teluk Ambon masih memiliki lahan sepadan pantai yang alami dan indah, sehingga tidak mengherankan bila musisi Ambon menciptakan lagu ’’Pantai Wayame’’.

Sampai tahun 1980, lanjut Selanno, perairan Teluk Ambon masih berwarna biru walau di musim hujan sekali pun, sehingga tidak mengherankan bila dituliskan dalam syair lagu ’’Amboina Bay’’. Akan tetapi, urai Selanno, bila kita mencermati fakta-fakta itu dengan kondisi Teluk Ambon saat ini, praktis tak ada lagi keindahan maupun keunggulan-keunggulan tersebut akibat pertumbuhan penduduk dan pembangunan Kota Ambon dengan berbagai aktivitasnya yang telah melampaui daya dukung fisik dan lingkungan.

Selain itu, ujar Selanno, penataan dan pemanfaatan ruang tidak harmonis dengan berbagai dampak negatifnya, tergerusnya modal sosial, dan kurang terimplementasinya peraturan perundang-undangan hidup diyakini menjadi rangkuman penyebab hilangnya keindahan dan keunggulan Teluk Ambon. (eva dolhalewan)