15 Negeri Adat Dukung Pemindahan Ibukota Provinsi Maluku

Masohi – Berita Maluku. Walaupun masih terjadi perdebatan soal pemindahan ibukota provinsi Maluku dari Kota Ambon ke wilayah Makariki, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), namun sejumlah negeri adat di daerah ini terus mengalirkan dukungannya.

Buktinya, sebanyak 15 negeri adat di Pulau Seram secara terbuka menyatakan mendukung rencana pemindahan ibukota ke Makariki.

8 negeri adat di Kecamatan Amahei yang mendukung pemindahan ibu kota itu, antara lain, Raja Negeri Amahei, Fredik Hallatu, Raja Negeri Soahuku, Yusepina Ruhupessy, Raja Negeri Ruta, H. Wahid Latarissa, Raja Negeri Sepa, Abdul Rauf Amahoru, Raja Negeri Haruru, TimotiusWalerumo, Raja Negeri Makariki, Ny.Tresya W. Wattimena, Raja Negeri Tamilouw, Sukardi Tomagola, dan Raja negeri Nua Nea, Sakume Maatoke.

Selain itu, sebanyak 7 Negeri di kecamatan Teluk Elpaputih yang juga menyatakan dukungannya seperti Negeri Adat Waraka dengan persetujuan Rajanya Richard Lailosa, Raja Negeri Tanah Nahu, Ny. July Ayakuone, Raja Negeri Liang, Simon Tani Lilinia, Raja Negeri Sahulau, Fredrik Kasane, Raja Negeri Samasuru, Christian Walaruny, dan Raja Negeri Wasia, Herkap Maatoke.

Ketua Latupati Tehoru Sargan Tehuayo juga ikut menyetujuinya dengan sepengetahuan ketua Latupati Kabupaten Maluku Tengah H. Walid Latarissa.

Dukungan untuk pemindahan ibukota provinsi Maluku ini mereka tuangkan dalam surat nomor : 01/SLB/NKRI-9.2000, yang berbunyi: Mencermati dinamika pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan di Provinsi Maluku, maka dengan ini menyatakan sikap, mendukung sepenuhnya dan siap menerima peralihan ibukota provinsi Maluku dari Kota Ambon ke kawasan Makariki, Kabupaten Maluku Tengah. Dan selanjutnya mengajak segenap komponen masyarakat Malteng agar senantiasa mendukung proses pencanangan dan pelaksanaan pembangunan ibukota provinsi Maluku di Kabupaten Maluku Tengah secara konsisten.

“Biarlah anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu,” kata Deky, salah satu warga Maluku Tengah kepada wartawan, kemarin. (NK)