Penemuan Sosok Mayat Wanita di Tanah Tinggi Ambon: Diduga Korban Banjir
http://www.beritamalukuonline.com/2013/08/penemuan-sosok-mayat-wanita-di-tanah.html
Rosni Marasabessy
AMBON – BERITA MALUKU. Warga Kawasan Tanah Tinggi, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, dibuat heboh dengan penemuan sosok mayat wanita di Lorong Kedondong, RT 002 RW 03, Rabu siang, 14 Agustus 2013.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Broery Tjokro yang hadir di tempat kejadian memastikan, mayat yang dalam kondisi hamil tersebut adalah Sarce Manuata (22), warga Desa Batumeja yang pada 30 Juli lalu hanyut bersama suaminya, akibat banjir bandang.
“Hingga kini suaminya belum ditemukan. Mereka hanyut bersama saat banjir (30 Juli) lalu,” kata Broery Tjokro.
Ia menyatakan, kakak korban yang datang di tempat itu juga sudah memastikan bahwa mayat yang tertimbun pasir di dalam pemukiman warga itu adalah adiknya.
Hal senada juga disampaikan anggota Polda Maluku, AKBP. A Semiasa yang mengenali mayat itu sebagai tetangganya, Sarce Manuata.
“Korban ini sedang mengandung anak pertamanya,” ujarnya.
Seorang warga 002 RW 03, Yos Talabessy, mengatakan, sudah beberapa hari ini di wilayahnya itu tercium bau busuk sangat menyengat, dan lalat yang jumlahnya banyak.
“Ditambah lagi, setiap malam, kami mendengar suara wanita menangis meminta tolong. Kami percaya itu adalah suara roh orang yang meninggal,” kata Yos Talabessy.
Ia mengatakan, akibat tanda-tanda itu, pada Rabu pagi, para warga beramai-ramai mencari sumber bau. Perhatian mereka langsung tertuju pada timbunan lumpur dan pasir yang dibawa banjir.
“Di timbunan pasir itulah pusat kerumuman lalat. Dan benar saja, begitu air disemprotkan untuk menghanyutkan pasir-pasir itu, tampaklah sesosok mayat,” kata Yos mengisahkan.
Banjir bandang yang melanda Kota Ambon pada 30 Juli lalu menelan delapan korban jiwa, dan lima orang dinyatakan hilang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, delapan korban meninggal masing-masing dua orang di Ahuru, satu orang di Galunggung, dua orang di Batu Gajah, satu orang di Eri dan dua orang ditemukan di Tanah Tinggi tanpa identitas.
Sementara lima korban hilang, terdiri dari satu orang di Ahuru, satu orang di Batu Gajah, dan tiga orang di Batu Meja. Selain itu, 10 orang lainnya mengalami luka-luka.
AMBON – BERITA MALUKU. Warga Kawasan Tanah Tinggi, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, dibuat heboh dengan penemuan sosok mayat wanita di Lorong Kedondong, RT 002 RW 03, Rabu siang, 14 Agustus 2013.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Broery Tjokro yang hadir di tempat kejadian memastikan, mayat yang dalam kondisi hamil tersebut adalah Sarce Manuata (22), warga Desa Batumeja yang pada 30 Juli lalu hanyut bersama suaminya, akibat banjir bandang.
“Hingga kini suaminya belum ditemukan. Mereka hanyut bersama saat banjir (30 Juli) lalu,” kata Broery Tjokro.
Ia menyatakan, kakak korban yang datang di tempat itu juga sudah memastikan bahwa mayat yang tertimbun pasir di dalam pemukiman warga itu adalah adiknya.
Hal senada juga disampaikan anggota Polda Maluku, AKBP. A Semiasa yang mengenali mayat itu sebagai tetangganya, Sarce Manuata.
“Korban ini sedang mengandung anak pertamanya,” ujarnya.
Seorang warga 002 RW 03, Yos Talabessy, mengatakan, sudah beberapa hari ini di wilayahnya itu tercium bau busuk sangat menyengat, dan lalat yang jumlahnya banyak.
“Ditambah lagi, setiap malam, kami mendengar suara wanita menangis meminta tolong. Kami percaya itu adalah suara roh orang yang meninggal,” kata Yos Talabessy.
Ia mengatakan, akibat tanda-tanda itu, pada Rabu pagi, para warga beramai-ramai mencari sumber bau. Perhatian mereka langsung tertuju pada timbunan lumpur dan pasir yang dibawa banjir.
“Di timbunan pasir itulah pusat kerumuman lalat. Dan benar saja, begitu air disemprotkan untuk menghanyutkan pasir-pasir itu, tampaklah sesosok mayat,” kata Yos mengisahkan.
Banjir bandang yang melanda Kota Ambon pada 30 Juli lalu menelan delapan korban jiwa, dan lima orang dinyatakan hilang.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, delapan korban meninggal masing-masing dua orang di Ahuru, satu orang di Galunggung, dua orang di Batu Gajah, satu orang di Eri dan dua orang ditemukan di Tanah Tinggi tanpa identitas.
Sementara lima korban hilang, terdiri dari satu orang di Ahuru, satu orang di Batu Gajah, dan tiga orang di Batu Meja. Selain itu, 10 orang lainnya mengalami luka-luka.