Ambon Jadi Barometer Penyelesaian Konflik SARA | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Ambon Jadi Barometer Penyelesaian Konflik SARA

PUBLIK Tanah Air bahkan dunia tahu kalau Kota Ambon, dan sebagian Maluku pernah tercabik-cabik akibat konflik kemanusiaan berhaluan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) pada 1998 di Dobo, Kabupaten Aru, 1999 di Ambon, dan kemudian merembet ke tempat lain, termasuk di Maluku Utara yang kini menjadi provinsi pecahan Maluku.

Tapi atas upaya terus menerus para pemuka agama dan masyarakat, serta seruan para seniman maupun peran nyata komponen masyarakat lain, konflik yang menyusahkan dua komunitas, Islam-Kristen, itu akhirnya dapat diselesaikan dengan baik. Di atas kesadaran kolektif (bersama), bahwa kalah jadi abu, menang jadi arang, orang Maluku menyudahi pertikaian yang menelan ribuan nyawa tak berdosa. Tak terhitung berapa kerugian material akibat krisis kemanusiaan itu. Kesuksesan warga Ambon menyelesaikan konflik mengundang decak kagum khalayak luar Maluku, termasuk yang ditampakkan Badan Kesejahteraan Pembangunan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur.

Perwakilan Kesbangpol dan Linmas Kutim, Jumat, 5 Juli 2013, datang ke Pemerintah Kota Ambon untuk bertukar pikiran dengan pihak eksekutif maupun Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Maluku seputar manajemen penyelesaian konflik berhaluan SARA.

Djaja Putra, Kepala Kesbangpol dan Linmas Kutim mengakui di Indonesia isu agama sering digunakan untuk mengadu domba masyarakat sehingga akhirnya muncul konflik di mana-mana. ’’Berbagai kerusuhan yang ada disebabkan karena isu agama. Dan isu agama ini sangat tajam,’’ ungkapnya.

Menurut Djaja, Ambon termasuk kota yang menjadi agenda pihaknya untuk diteliti dan dipelajari tentang bagaimana menyelesaikan konflik SARA. ’’Ambon ini kota yang dapat dijadikan satu refleksi di dalam menyelesaikan persoalan menyangkut konflik karena isu agama,’’ paparnya.

Ambon, lanjut Djaja, mendapat simpati pihaknya karena sukses dalam penyelesaian konflik SARA beberapa tahun silam dan sukses membina kerukunan umat beragama.

Edy R Junaedy, Kepala Bidang Bina Ideologi, Pengawasan dan Pembangunan dan Kewaspadaan Kesbangpol dan Linmas Kutim mengakui agama ikut menjadi pemicu konflik SARA yang sangat berdampak juga bagi bidang-bidang lain. ’’Tapi dengan kesadaran bersama, masyarakat Ambon sudah rukun kembali. Dan tadi kami sudah mendapatkan banyak informasi dari Sekkot,’’ ungkapnya kepada pers di Balai Kota Ambon. Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon Anthony Gustav Latuheru yang menerima kunjungan itu menyampaikan apresiasinya atas kehadiran tim Kesbangpol dan Linmas Kutim.

’’Kita menyambut baik kedatangan bapak-bapak dari Kutim ke sini, dan mudah-mudahan kehadiran ini akan menjadi langkah awal untuk terus menjalin kerja sama di bidang lain,’’ ringkasnya. (ev/mg-bm 015)
Ambon 1140278686719699515
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks