2 Pelaku Pembunuhan di Gunung Botak Belum Juga Tertangkap
http://www.beritamalukuonline.com/2013/07/2-pelaku-pembunuhan-di-gunung-botak.html
AMBON - BERITA MALUKU. Dua oknum pelaku yang diduga terlibat kasus pembunuhan terhadap Zakir (34) seorang pekerja tambang emas ilegal di lokasi Gunung Botak, Kabupten Buru sejak Senin, 7 Juli 2013 malam lalu belum tertangkap aparat keamanan.
"Kematian Zakir menyebabkan saya bersama 21 pekerja lainnya dikenakan wajib lapor ke Mapolres Buru, tapi tersangka Yahya bersama saudaranya Upang telah melarikan diri," kata Rony, salah satu rekan korban yang dihubungi dari Ambon, Jumat kemarin.
Baik pelaku maupun koban sama-sama berasal dari Desa Kalioso di Provinsi Gorontalo yang datang ke Pulau Buru sebagai pekerja di mesin tromol pengolah matrial tanah, pasir dan batu untuk mencari logam mulia dan saat ini telah dimakamkan di lokasi tersebut.
Rony mengatakan, peyebab masalah ini belum jelas karena awalnya tersangka Upang memanggil Zakir agar keluar dari lokasi mesin tromol dan memarahinya, kemudian adik Upang yang bernama Yahya memukulinya hingga terjatuh dan langsung menusuk dada kanan korban.
Akibatnya nyawa Zakir tak tertolong dan menghembuskan nafasnya di lokasi kejadian, sedangkan kedua tersangka kakak beradik ini langsung melarikan diri.
Lokasi mesin tromol yang menjadi tempat bekerja korban dan pelaku berada di Kota Namlea, tepatnya di belakang Asrama Militer Kodim 1506 Pulau Buru.
Salah satu ahli waris lahan penyulingan minyak kayu putih Gunung Botak, Ibrahim Wael mengatakan, kasus kekerasan berupa penganiayaan, perampokan hingga pembunuhan di Pulau Buru ini bukan merupakan hal baru setelah logam mulia ditemukan tahun lalu.
"Banyak pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang terjadi di daerah ini menyebabkan orang meninggal dunia, tapi para oknum pelaku tidak tertangkap," katanya. (ant/bm 10)
"Kematian Zakir menyebabkan saya bersama 21 pekerja lainnya dikenakan wajib lapor ke Mapolres Buru, tapi tersangka Yahya bersama saudaranya Upang telah melarikan diri," kata Rony, salah satu rekan korban yang dihubungi dari Ambon, Jumat kemarin.
Baik pelaku maupun koban sama-sama berasal dari Desa Kalioso di Provinsi Gorontalo yang datang ke Pulau Buru sebagai pekerja di mesin tromol pengolah matrial tanah, pasir dan batu untuk mencari logam mulia dan saat ini telah dimakamkan di lokasi tersebut.
Rony mengatakan, peyebab masalah ini belum jelas karena awalnya tersangka Upang memanggil Zakir agar keluar dari lokasi mesin tromol dan memarahinya, kemudian adik Upang yang bernama Yahya memukulinya hingga terjatuh dan langsung menusuk dada kanan korban.
Akibatnya nyawa Zakir tak tertolong dan menghembuskan nafasnya di lokasi kejadian, sedangkan kedua tersangka kakak beradik ini langsung melarikan diri.
Lokasi mesin tromol yang menjadi tempat bekerja korban dan pelaku berada di Kota Namlea, tepatnya di belakang Asrama Militer Kodim 1506 Pulau Buru.
Salah satu ahli waris lahan penyulingan minyak kayu putih Gunung Botak, Ibrahim Wael mengatakan, kasus kekerasan berupa penganiayaan, perampokan hingga pembunuhan di Pulau Buru ini bukan merupakan hal baru setelah logam mulia ditemukan tahun lalu.
"Banyak pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang terjadi di daerah ini menyebabkan orang meninggal dunia, tapi para oknum pelaku tidak tertangkap," katanya. (ant/bm 10)