Pemkot Mantapkan Relokasi Pengungsi Batu Gajah di Halong
http://www.beritamalukuonline.com/2013/06/pemkot-mantapkan-relokasi-pengungsi.html
Sarana Air Bersih dan WC Dibangun Asal-Asalan
AMBON - BERITA MALUKU. Rencana pembangunan areal penempatan pengungsi Batu Gajah, Kecamatan Sirimau, di Desa Halong, Kecamatan Baguala, akhirnya dimantapkan Pemerintah Kota Ambon.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon Broery Nanulaita menyebutkan tanah yang sudah siapkan pihaknya untuk merelokasi pengungsi Batu Gajah di Halong seluas lebih kurang 3,3 hektare.
Sedikitnya terdapat lebih kurang 122 Kepala Keluarga(KK) pengungsi Batu Gajah akan direlokasi ke tempat itu. ’’Prosesnya sudah mencapai 90 persen untuk relokasi, dan akses jalan masuk areal tersebut mencapai panjang lebih kurang 1,6 kilometer,’’ beber Nanulaitta dalam pertemuan dengan beberapa utusan pengungsi Batu Gajah di Balai Kota Ambon, Rabu, 19 Juni.
Pertemuan itu juga dihadiri Wali Kota Richard Louhenapessy. Nanulaitta menambahkan untuk merelokasi pengungsi Batu Gajah, masing-masing KK akan memperoleh luas bangunan sekira 8,6 meter. Terkait keberadaan dua gereja milik jermat Gereja Protestan Maluku (GPM) dan Jemaat Pentakosta, lanjut Nanulaitta, akan dibangun juga di lokasi relokasi. Meski begitu, lokasi kedua gereja tersebut berbeda, di mana milik jemaat GPM dibangun di atas bukit, sementara kepunyaaan jemaat Pentakosta didirikan di bagian depan areal.
Dalam pertemuan itu, Wali Kota menjelaskan pembangunan ini tidak bisa diberikan ke pihak ketiga karena akan menghabiskan anggaraan yang sudah disiapkan untuk merelokasikan pengungsi Batu Gajah tersebut. ’’Dana yang bapak -bapak dan ibu-ibu sampaikan kami akan keluarkan, dan bantuan dana yang sudah dikeluarkan dari Kementerian (Pekerjaan Umum) itu sifatnya paket. Jadi ada 133 unit rumah yang akan dibangun. Kami akan melakukan nomor undian sesuai data dari kementerian yang dimasukan ke Bank Tabungan Negara,’’ sahut Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon Anthony Gustav Latuheru dalam pertemuan tersebut.
Salah satu perwakilan pengungsi Batu Gajah, Oce Sahulata menyampaikan keluhannya ke Wali Kota dan Sekkot bahwa tempat pengungsian sementara di Batu Gajah kini kekurangan air bersih dan WC yang sudah rusak karena dikerjakan asal-asalan pihak ketiga. Tak lupa Mon Haumahu dan Ongen Usmany yang mewakili pengungsi setempat berharap semua unit rumah, termasuk sarana ibadah, yang dibangun di lokasi relokasi harus dikerjakan baik karena kelak dimanfaatkan anak cucu mereka.
Para pengungsi juga mengimbau agar dalam penarikan nomor undian hendaknya dihindari munculnya kertas kosong. ’’Kami setuju dengan apa yang dikatakan Pak Wali bahwa pekerjaan ini jangan dikerjakan pihak ketiga,’’ ungkap pengungsi.
Wali Kota memastikan relokasi pengungsi Batu Gajah bakal sama persis dengan keadaan pengungsi Waringin yang diberikan dana ke masing-masing KK, dan mereka membangun sendiri, sehingga akhirnya tidak mengeluh dengan masalah-masalah yang ada. (ev/mg-bm 015)
AMBON - BERITA MALUKU. Rencana pembangunan areal penempatan pengungsi Batu Gajah, Kecamatan Sirimau, di Desa Halong, Kecamatan Baguala, akhirnya dimantapkan Pemerintah Kota Ambon.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Ambon Broery Nanulaita menyebutkan tanah yang sudah siapkan pihaknya untuk merelokasi pengungsi Batu Gajah di Halong seluas lebih kurang 3,3 hektare.
Sedikitnya terdapat lebih kurang 122 Kepala Keluarga(KK) pengungsi Batu Gajah akan direlokasi ke tempat itu. ’’Prosesnya sudah mencapai 90 persen untuk relokasi, dan akses jalan masuk areal tersebut mencapai panjang lebih kurang 1,6 kilometer,’’ beber Nanulaitta dalam pertemuan dengan beberapa utusan pengungsi Batu Gajah di Balai Kota Ambon, Rabu, 19 Juni.
Pertemuan itu juga dihadiri Wali Kota Richard Louhenapessy. Nanulaitta menambahkan untuk merelokasi pengungsi Batu Gajah, masing-masing KK akan memperoleh luas bangunan sekira 8,6 meter. Terkait keberadaan dua gereja milik jermat Gereja Protestan Maluku (GPM) dan Jemaat Pentakosta, lanjut Nanulaitta, akan dibangun juga di lokasi relokasi. Meski begitu, lokasi kedua gereja tersebut berbeda, di mana milik jemaat GPM dibangun di atas bukit, sementara kepunyaaan jemaat Pentakosta didirikan di bagian depan areal.
Dalam pertemuan itu, Wali Kota menjelaskan pembangunan ini tidak bisa diberikan ke pihak ketiga karena akan menghabiskan anggaraan yang sudah disiapkan untuk merelokasikan pengungsi Batu Gajah tersebut. ’’Dana yang bapak -bapak dan ibu-ibu sampaikan kami akan keluarkan, dan bantuan dana yang sudah dikeluarkan dari Kementerian (Pekerjaan Umum) itu sifatnya paket. Jadi ada 133 unit rumah yang akan dibangun. Kami akan melakukan nomor undian sesuai data dari kementerian yang dimasukan ke Bank Tabungan Negara,’’ sahut Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon Anthony Gustav Latuheru dalam pertemuan tersebut.
Salah satu perwakilan pengungsi Batu Gajah, Oce Sahulata menyampaikan keluhannya ke Wali Kota dan Sekkot bahwa tempat pengungsian sementara di Batu Gajah kini kekurangan air bersih dan WC yang sudah rusak karena dikerjakan asal-asalan pihak ketiga. Tak lupa Mon Haumahu dan Ongen Usmany yang mewakili pengungsi setempat berharap semua unit rumah, termasuk sarana ibadah, yang dibangun di lokasi relokasi harus dikerjakan baik karena kelak dimanfaatkan anak cucu mereka.
Para pengungsi juga mengimbau agar dalam penarikan nomor undian hendaknya dihindari munculnya kertas kosong. ’’Kami setuju dengan apa yang dikatakan Pak Wali bahwa pekerjaan ini jangan dikerjakan pihak ketiga,’’ ungkap pengungsi.
Wali Kota memastikan relokasi pengungsi Batu Gajah bakal sama persis dengan keadaan pengungsi Waringin yang diberikan dana ke masing-masing KK, dan mereka membangun sendiri, sehingga akhirnya tidak mengeluh dengan masalah-masalah yang ada. (ev/mg-bm 015)