Perayaan HUT Pattimura di Saparua Hanya Bersifat Sementara
http://www.beritamalukuonline.com/2013/05/perayaan-hut-pattimura-di-saparua-hanya.html
AMBON – BERITA MALUKU. Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) pahlawan nasional Thomas Matulessy yang bergelar Kapitan Pattimura pada 15 Mei 2013 di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) kemarin hanyalah bersifat situsasional atau sementara.
"Peringatan hari Pattimura di Saparua itu baru pertama kali dilaksanakan, tapi tidak berarti akan seterusnya dilaksanakan di sana," kata anggota komisi A DPRD Maluku, Lucky Wattimury di Ambon, Jumat (17/5).
Ia mengingatkan bahwa catatan sejarah menyatakan Thomas Mattulessy ditangkap di Saparua dan menjalani hukuman gantung di Lapangan segi tiga Ambon.
Menurut dia, masyarakat Saparua merasa suasana peringatan hari Pattimura tahun ini jauh berbeda dari biasanya, dimana proses pembakaran obor di Gunung Saniri hingga diarak keliling kota dan berakhir dengan upacara di pusat kota sangat meriah.
Lucky mengatakan, belajar dari pengalaman tahun 2012 lalu ketika terjadi insiden pelemparan bom dan berujung bentrokan, maka Pemprov Maluku bersama legislatif dan aparat TNI/Polri perlu lebih meningkatkan koordinasi.
Akibat situasi seperti itu, pemerintah provinsi maupun Kota Ambon menyepakati peringatan hari Pattimura dilangsungkan di Pulau Saparua.
Namun kebijakan seperti ini sempat mendapat kritik dari sejumlah tokoh masyarakat dan raja (kepala desa) di Pulau Ambon karena dinilai telah melanggar tradisi yang sudah berjalan puluhan tahun.
"Jadi sifatnya situasional. Sejarah pahlawan nasional kita harus dipelihara dan tradisi yang sudah berjalan tidak bisa diubah lagi agar anak cucu kita ke depan juga mengetahui proses penangkapan Thomas Matulessy oleh para penjajah hingga dihukum gantung di Lapangan Segi Tiga Ambon," katanya.
Apalagi perjuangan Kapitan Pattimura dan kapitan lain harus menjadi motivasi bagi generasi muda untuk melakukan karya terbaik dalam memajukan daerah ini ke depan. (ant/bm 10)
"Peringatan hari Pattimura di Saparua itu baru pertama kali dilaksanakan, tapi tidak berarti akan seterusnya dilaksanakan di sana," kata anggota komisi A DPRD Maluku, Lucky Wattimury di Ambon, Jumat (17/5).
Ia mengingatkan bahwa catatan sejarah menyatakan Thomas Mattulessy ditangkap di Saparua dan menjalani hukuman gantung di Lapangan segi tiga Ambon.
Menurut dia, masyarakat Saparua merasa suasana peringatan hari Pattimura tahun ini jauh berbeda dari biasanya, dimana proses pembakaran obor di Gunung Saniri hingga diarak keliling kota dan berakhir dengan upacara di pusat kota sangat meriah.
Lucky mengatakan, belajar dari pengalaman tahun 2012 lalu ketika terjadi insiden pelemparan bom dan berujung bentrokan, maka Pemprov Maluku bersama legislatif dan aparat TNI/Polri perlu lebih meningkatkan koordinasi.
Akibat situasi seperti itu, pemerintah provinsi maupun Kota Ambon menyepakati peringatan hari Pattimura dilangsungkan di Pulau Saparua.
Namun kebijakan seperti ini sempat mendapat kritik dari sejumlah tokoh masyarakat dan raja (kepala desa) di Pulau Ambon karena dinilai telah melanggar tradisi yang sudah berjalan puluhan tahun.
"Jadi sifatnya situasional. Sejarah pahlawan nasional kita harus dipelihara dan tradisi yang sudah berjalan tidak bisa diubah lagi agar anak cucu kita ke depan juga mengetahui proses penangkapan Thomas Matulessy oleh para penjajah hingga dihukum gantung di Lapangan Segi Tiga Ambon," katanya.
Apalagi perjuangan Kapitan Pattimura dan kapitan lain harus menjadi motivasi bagi generasi muda untuk melakukan karya terbaik dalam memajukan daerah ini ke depan. (ant/bm 10)