Lapangan di Moa Sering Didarati Pesawat Australia
http://www.beritamalukuonline.com/2013/04/lapangan-di-moa-sering-didarati-pesawat.html
Ilustrasi |
Di hadapan Bupati Orno dan Sekda Charles Kapressy yang meninjau langsung penyelesaian proyek Bandara di Siota, akhir tahun lalu, pelaksana proyek Mozes Tanamal menyatakan land clearing (pematangan lahan) itu sepanjang 1.600 meter dan kini tinggal penimbunan. Izin dari Kementerian Perhubungan untuk tahun 2012 sepanjang 1.400 meter.
Bupati Orno menyebutkan proyek Bandara di Siota, Pulau Moa, merupakan proyek multiyears yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). ’’Target saya tahun 2014 nanti Bandara ini panjangnya mencapai 2.000 meter sehingga bisa didarati pesawat Boeing. Bayangkan kalau dua kali saja pesawat Boeing mendarat di MBD, berarti ada 600 orang yang datang, dan kalau satu orang membelanjakan Rp 1 juta, berarti ada Rp 600 juta yang beredar di masyarakat,’’ urainya menggugah masyarakat.
Di bagian lain, Orno jelaskan dirinya pernah mengatakan kepada pejabat Direktorat Jenderal Kesyahbandaraan, belum lama ini, bahwa lapangan terbang di Dusun Nyama, Pulau Moa, sejak dulu merupakan lapter alami yang acap kali didarati pesawat dari Australia. Namun, pada tahun 1980, kebiasaan itu dilarang Presiden Soeharto. Di senayan pun, ungkap Orno, dirinya pernah mengeluarkan statemen di salah satu tabloid di Senayan, Jakarta, bahwa pihaknya siap berkantor di bawah pohon di Tiakur, yang penting pemerintahan tetap jalan dengan mengacu pada aturan.
’’Sering kali saya bilang, bahwa saya siap disalib demi wilayah dan rakyat MBD jika itu menjadi pilihan. Yang penting saya tulus dan tak korupsi,’’ ucapnya. (ros)