Renyut Minta Kontraktor Cepat Selesaikan Bandara Ibra
http://www.beritamalukuonline.com/2013/03/renyut-minta-kontraktor-cepat.html
AMBON – BERITA MALUKU. Anggota DPRD Provinsi Maluku Dapil Kabupaten Maluku Tenggara, Kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Aru, Agnes Renyut meminta agar kontraktor pekerjaan proyek Bandara Ibra secepatnya harus menyelesaikan pekerjaan tersebut. Pasalnya proyek tersebut akan diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
“Masyarakat di Maluku khususnya Kota Tual sudah bersenang hati menerima kedatangan Presiden SBY di sana, namun karena keterlambatan kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut akhirnya semuanya jadi kacau balau,alhasil harus ada penundaan lagi,” ujar Renyut via ponsel, Rabu (20/3).
Srikandi PKP-Indonesia ini juga mendesak pihak perhubungan provinsi agar dalam pencarian kontraktor untuk menangani sebuah proyek harus melihat loyalitas dan kapabilitasnya dalam bekerja.
“Saya hanya sarankan kepada pihak Dinas jika mencari kontraktor harus mengedepankan loyalitas bekerja dan kapabilitas dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan itu, sehingga tidak mengalami kemunduran waktu seperti ini lagi,” ungkapnya.
Sebelumnya, sesuai hasil kunjungan pengawasan di Kota Tual beberapa waktu lalu pesimis akan penyelesaian bandara tersebut. Hal ini disampaikan, Ketua Tim pengawasan Komisi C DPRD Maluku pada tiga kabupaten diantaranya Kota Tual, Maluku Tenggara dan Kabupaten Aru, Muhammad Umarela beberapa waktu lalu.
"Kita sangat pesimis akan penyelesaian bandara tersebut, lantaran belum satupun pekerjaan yang selesai," ujar Umarela.
Dia mengatakan, proses peresmian yang direncanakan akan dihadiri oleh orang nomor satu di negara ini pastinya akan mendapat kesan yang kurang baik, apabila hal tersebut terus dipaksakan.
Politisi PPP ini mengungkapkan, hasil pengawasan komisi ke Kota Tual khususnya lokasi bandara sangat terlihat jelas diantaranya jalan masuk menuju bandara belum selesai, fasilitas ruang tunggu dan perkantoran hanya baru dibangun tiang.
"Soal landasan sih bagus, tapi apa mungkin presiden hanya meresmikan landasan tanpa ada infrastruktur penunjang lainnya," tanya Umarela.
Selain itu, Umarela juga mendesak pihak Dinas Perhubungan Provinsi Maluku untuk dapat memerintahkan kontraktor pengerja agar dapat menyelesaikan pekerjaan ini sebaik mungkin, sehingga tidak menimbulkan polemik di kalangan publik.
"Kita tau sendiri, kebutuhan publik khususnya pelayanan transportasi udara disana semakin meningkat, untuk itu pihak dinas harus cepat mengambil langkah guna menyelesaikan bandara tersebut, mengingat bandara yang sementara dipakai sudah tidak mampu melayani penumpang yang semakin pada itu," Jelasnya.
Untuk diketahui, pengerjaan proyek Bandara Internasional Ibra dimulai pada 2006 untuk menggantikan Bandara Dumatubun Langgur yang panjangnya hanya sekitar 1.300 meter. Lokasi bandara yang dibangun di atas lahan seluas 5.000 x 2.000 meter ini terletak di dua desa yakni Ibra dan Sathean. (BM 14)
“Masyarakat di Maluku khususnya Kota Tual sudah bersenang hati menerima kedatangan Presiden SBY di sana, namun karena keterlambatan kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut akhirnya semuanya jadi kacau balau,alhasil harus ada penundaan lagi,” ujar Renyut via ponsel, Rabu (20/3).
Srikandi PKP-Indonesia ini juga mendesak pihak perhubungan provinsi agar dalam pencarian kontraktor untuk menangani sebuah proyek harus melihat loyalitas dan kapabilitasnya dalam bekerja.
“Saya hanya sarankan kepada pihak Dinas jika mencari kontraktor harus mengedepankan loyalitas bekerja dan kapabilitas dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan itu, sehingga tidak mengalami kemunduran waktu seperti ini lagi,” ungkapnya.
Sebelumnya, sesuai hasil kunjungan pengawasan di Kota Tual beberapa waktu lalu pesimis akan penyelesaian bandara tersebut. Hal ini disampaikan, Ketua Tim pengawasan Komisi C DPRD Maluku pada tiga kabupaten diantaranya Kota Tual, Maluku Tenggara dan Kabupaten Aru, Muhammad Umarela beberapa waktu lalu.
"Kita sangat pesimis akan penyelesaian bandara tersebut, lantaran belum satupun pekerjaan yang selesai," ujar Umarela.
Dia mengatakan, proses peresmian yang direncanakan akan dihadiri oleh orang nomor satu di negara ini pastinya akan mendapat kesan yang kurang baik, apabila hal tersebut terus dipaksakan.
Politisi PPP ini mengungkapkan, hasil pengawasan komisi ke Kota Tual khususnya lokasi bandara sangat terlihat jelas diantaranya jalan masuk menuju bandara belum selesai, fasilitas ruang tunggu dan perkantoran hanya baru dibangun tiang.
"Soal landasan sih bagus, tapi apa mungkin presiden hanya meresmikan landasan tanpa ada infrastruktur penunjang lainnya," tanya Umarela.
Selain itu, Umarela juga mendesak pihak Dinas Perhubungan Provinsi Maluku untuk dapat memerintahkan kontraktor pengerja agar dapat menyelesaikan pekerjaan ini sebaik mungkin, sehingga tidak menimbulkan polemik di kalangan publik.
"Kita tau sendiri, kebutuhan publik khususnya pelayanan transportasi udara disana semakin meningkat, untuk itu pihak dinas harus cepat mengambil langkah guna menyelesaikan bandara tersebut, mengingat bandara yang sementara dipakai sudah tidak mampu melayani penumpang yang semakin pada itu," Jelasnya.
Untuk diketahui, pengerjaan proyek Bandara Internasional Ibra dimulai pada 2006 untuk menggantikan Bandara Dumatubun Langgur yang panjangnya hanya sekitar 1.300 meter. Lokasi bandara yang dibangun di atas lahan seluas 5.000 x 2.000 meter ini terletak di dua desa yakni Ibra dan Sathean. (BM 14)