Gunung Kerbau, ’’Raksasa Tidur’’ di Selatan NKRI
http://www.beritamalukuonline.com/2013/03/gunung-kerbau-raksasa-tidur-di-selatan.html
Ada yang Mengidentikan dengan Suasana California
Kabupaten Maluku Barat Daya ibarat surga di tapal batas RI-Timor Leste-Australia. Semua pulau punya panorama alam masing-masing yang eksotik dan menawan hati. Sampai-sampai ada yang mengidentikan suasana wisata MBD dengan pesona wilayah Amerika Latin dan Timur Tengah yang juga relatif tandus namun narsis.
PULAU Moa cukup istimewa terkait dengan ibu kota Kabupaten . Maklum, sesuai amanat UU no.31 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten MBD, wilayah Tiakur di bagian barat pulau ini ditetapkan sebagai ibukota kabupaten di selatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia ini.
Sebuah keputusan yang cukup berani mengingat Tiakur masih sangat minim infrastruktur. Faktor rentang kendali (spare of control) dari ujung timur pulau Masela sampai ke Pulau Wetar agaknya menjadi pertimbangan utama terpilihnya Tiakur sebagai ibukota definitif Kabupaten MBD.
Posisi Tiakur sangat strategis karena berada lebih kurang di tengah-tengah wilayah MBD, sehingga diharapkan urusan pelayanan kepada masyarakat lebih optimal.
Transportasi menuju ke Pulau Moa dapat menggunakan kapal perintis yang singgah di pelabuhan Kaiwatu. Intensitas kapal lebih kurang 2 pekan sekali. Pelabuhan Kaiwatu terletak di sebelah utara menjadi satu-satunya sarana pelabuhan di Pulau Moa dalam jangka waktu lama. Sejak 2009 lalu sudah dibangun dermaga menuju Tiakur.
Pengunjung pulau ini dapat menggunakan kapal sewa dari Pulau Kisar, ibukota sementara MBD. Perjalanan laut dari Kisar menuju Moa lebih kurang 4 jam.
Gunung Kerbau (karbou) merupakan gunung tertinggi di Pulau Moa. Tingginya 1000 meter lebih di atas permukaan laut. Gunung ini melambangkan kekayaan peternakan kerbau sebagai ciri khas Pulau Moa, Kecamatan Moa Lakor. Memiliki padang rumput yang luas dan datar.
Padang rumput dapat ditemui terutama di wilayah Desa Klis, Tounwawan, dan Siota.
Rumput tumbuh secara alami, di mana sumber air untuk pertumbuhan rumput berasal dari mata air di beberapa titik di Gunung Kerbau. Jadi cocok untuk peternakan kerbau, kambing, dan lainnya. Sejak lama dan turun temurun warga Moa suka mengonsumsi susu kerbau mentah. Itu dilakukan tanpa proses sterilisasi atau suci hama. Diperas, terus diteguk.
Saat musim kemarau panjang, April-Oktober, menurut Fero Dolhalewan, warga Klis, Moa, kondisi sumur-sumur mengering sehingga menyulitkan para peternak kerbau.
Memang Gunung Kerbau kondisinya cukup gersang. Beberapa bagian berupa tanah terbuka. Lahan terbuka terdapat di sebagian besar bagian Gunung Kerbau. Lahan terbuka yang berada pada topografi berbukit dan bergunung menjadi salah satu ciri bahwa lahan di wilayah ini tergolong kritis.
Praktis perlu ada kebijakan dan langkah konservasi untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah. Bahkan, perlu ada kebijakan pelestarian satwa, Kerbau Moa, yang kini terancam punah karena terus menerus dijegal untuk keperluan adat setempat maupun dijual bebas kepada pedagang-pedagang asal Sulawesi Selatan, terutama dari Selayar dan Toraja.
Tentu perlu Peraturan Daerah (Perda) MBD untuk mengatur konservasi hutan sekaligus melindungi Kerbau Moa dari ancaman kepunahan. Jika dipandang dari atas kapal perintis yang menyusuri Pulau Moa, terlihat panorama alam yang indah di antara lereng-lereng gunung yang tandus bagaikan kulit kerbau. Tampak seperti seekor kerbau raksasa yang lagi tidur pulas di tengah panasnya terik mentari. Sangat mengagumkan!.
’’Jika dipandang dari jauh, kawasan Gunung Kerbau bagaikan kawasan Texas dan California di Amerika Serikat,’’ banding Edmond Tupan, kru TVRI Stasion Maluku dan Maluku Utara yang pada Agustus dan September 2008 melakukan perjalanan menyusuri pulau-pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya, termasuk naik dan menikmati keindahan Gunung Kerbau.
Entah mengapa Tupan mengatakan hal itu. Mungkin dia kerap menonton film-film cowboy, yang menyajikan lakon pria perkasa yang menggenggam pistol beraksi di atas kuda menyusuri gunung-gunung yang tandus? Ataukah Tupan pernah dengar cerita dari teman-temannya yang pernah ke AS?
Namun berdasarkan pengalaman, Amerika Serikat (AS) takkan menjadi negara merdeka yang kokoh jika Virginia dan 12 koloni pertama lainnya yang membentuknya tidak maju dan makmur terlebih dahulu. AS juga takkan bertahan lama sebagai negara kuat saat ini jika pemerintah federalnya tidak mau bersusah-payah membantu semua negara bagiannya untuk maju dan lebih maju lagi.
Sebagai ilustrasi, tanpa adanya kebijakan perpajakan, kredit dan pertahanan (pengadaan proyek-proyek militer) yang mendukung perekonomian lokal, Texas dan California hanya akan menjadi hamparan lahan gersang bekas pertambangan emas dan gugusan gurun pasir dan stepa tak terurus yang hanya akan membebani pemerintah federal di Washington DC.
Berkat dukungan serius pemerintah pusat, Texas dan California bisa menjelma menjadi dua negara bagian raksasa terkaya dan terkuat yang di masa selanjutnya selalu sangat menopang keperkasaan AS.
Jimmy Carter, mantan Presiden AS, yang memang dari keluarga petani kacang itu mau bersitegang dengan negara-negara sekutunya mempertahankan subsidi agar sektor pertanian di sejumlah negara bagian di AS tetap bertahan dan berkembang.
Demikian pula dengan Bill Clinton yang tidak saja sibuk soal nuklir dan industri berteknologi tinggi, melainkan juga tanpa malu-malu mau melobi Eropa dan Jepang agar produk peternakan AS, khususnya daging ayam segar, bisa masuk ke sana dan mendukung ekonomi negara bagian asalnya, Arkansas, yang kebanyakan penduduknya memperoleh nafkah dari peternakan ayam.
Terlepas dari kebijakan Pemerintah AS, penulis pun pernah terkesima melihat keindahan Gunung Kerbau di Pulau Moa dari kejauhan. ’’Tampak seperti suasana di pegunungan tandus di Amerika Serikat. Mirip iklan rokok Marlboro yang pernah dimuat di sejumlah stasion televisi swasta Indonesia,’’ kesan penulis kepada Agus Manuata, warga MBD yang sudah lama baru pulang kampung ke Kisar di atas KM Maloli awal Oktober 2009.
Gunung Kerbau menjadi kekayaan tersendiri bagi MBD untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sekor nonmigas, yakni pariwisata. Juga pertanian dan peternakan. Apalagi, MBD telah menjadi daerah otonom baru.
Gunung Kerbau bak ’’raksasa tidur’’ yang belum tersentuh pembangunan. Minimal, pembangunan wilayah MBD menggunakan pendekatan Pemerintah negara feredal AS dalam memaksimalkan seluruh potensi lokalnya. Pengalihan aktivitas pemerintahan di Tiakur harus punya visi menyelamatkan populasi kerbau yang terancam punah karena ritual adat, sekaligus mengeksplorasi eksotisme gunung kerbau yang menggoda hati untuk didaki setinggi upaya mendaki keinginan menjadikan MBD sebuah provinsi otonom di selatan NKRI dalam grand design politik 25-50 tahun ke depan. (RONY SAMLOY)
Kabupaten Maluku Barat Daya ibarat surga di tapal batas RI-Timor Leste-Australia. Semua pulau punya panorama alam masing-masing yang eksotik dan menawan hati. Sampai-sampai ada yang mengidentikan suasana wisata MBD dengan pesona wilayah Amerika Latin dan Timur Tengah yang juga relatif tandus namun narsis.
PULAU Moa cukup istimewa terkait dengan ibu kota Kabupaten . Maklum, sesuai amanat UU no.31 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten MBD, wilayah Tiakur di bagian barat pulau ini ditetapkan sebagai ibukota kabupaten di selatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berbatasan dengan Timor Leste dan Australia ini.
Sebuah keputusan yang cukup berani mengingat Tiakur masih sangat minim infrastruktur. Faktor rentang kendali (spare of control) dari ujung timur pulau Masela sampai ke Pulau Wetar agaknya menjadi pertimbangan utama terpilihnya Tiakur sebagai ibukota definitif Kabupaten MBD.
Posisi Tiakur sangat strategis karena berada lebih kurang di tengah-tengah wilayah MBD, sehingga diharapkan urusan pelayanan kepada masyarakat lebih optimal.
Transportasi menuju ke Pulau Moa dapat menggunakan kapal perintis yang singgah di pelabuhan Kaiwatu. Intensitas kapal lebih kurang 2 pekan sekali. Pelabuhan Kaiwatu terletak di sebelah utara menjadi satu-satunya sarana pelabuhan di Pulau Moa dalam jangka waktu lama. Sejak 2009 lalu sudah dibangun dermaga menuju Tiakur.
Pengunjung pulau ini dapat menggunakan kapal sewa dari Pulau Kisar, ibukota sementara MBD. Perjalanan laut dari Kisar menuju Moa lebih kurang 4 jam.
Gunung Kerbau (karbou) merupakan gunung tertinggi di Pulau Moa. Tingginya 1000 meter lebih di atas permukaan laut. Gunung ini melambangkan kekayaan peternakan kerbau sebagai ciri khas Pulau Moa, Kecamatan Moa Lakor. Memiliki padang rumput yang luas dan datar.
Padang rumput dapat ditemui terutama di wilayah Desa Klis, Tounwawan, dan Siota.
Rumput tumbuh secara alami, di mana sumber air untuk pertumbuhan rumput berasal dari mata air di beberapa titik di Gunung Kerbau. Jadi cocok untuk peternakan kerbau, kambing, dan lainnya. Sejak lama dan turun temurun warga Moa suka mengonsumsi susu kerbau mentah. Itu dilakukan tanpa proses sterilisasi atau suci hama. Diperas, terus diteguk.
Saat musim kemarau panjang, April-Oktober, menurut Fero Dolhalewan, warga Klis, Moa, kondisi sumur-sumur mengering sehingga menyulitkan para peternak kerbau.
Memang Gunung Kerbau kondisinya cukup gersang. Beberapa bagian berupa tanah terbuka. Lahan terbuka terdapat di sebagian besar bagian Gunung Kerbau. Lahan terbuka yang berada pada topografi berbukit dan bergunung menjadi salah satu ciri bahwa lahan di wilayah ini tergolong kritis.
Praktis perlu ada kebijakan dan langkah konservasi untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah. Bahkan, perlu ada kebijakan pelestarian satwa, Kerbau Moa, yang kini terancam punah karena terus menerus dijegal untuk keperluan adat setempat maupun dijual bebas kepada pedagang-pedagang asal Sulawesi Selatan, terutama dari Selayar dan Toraja.
Tentu perlu Peraturan Daerah (Perda) MBD untuk mengatur konservasi hutan sekaligus melindungi Kerbau Moa dari ancaman kepunahan. Jika dipandang dari atas kapal perintis yang menyusuri Pulau Moa, terlihat panorama alam yang indah di antara lereng-lereng gunung yang tandus bagaikan kulit kerbau. Tampak seperti seekor kerbau raksasa yang lagi tidur pulas di tengah panasnya terik mentari. Sangat mengagumkan!.
’’Jika dipandang dari jauh, kawasan Gunung Kerbau bagaikan kawasan Texas dan California di Amerika Serikat,’’ banding Edmond Tupan, kru TVRI Stasion Maluku dan Maluku Utara yang pada Agustus dan September 2008 melakukan perjalanan menyusuri pulau-pulau di Kabupaten Maluku Barat Daya, termasuk naik dan menikmati keindahan Gunung Kerbau.
Entah mengapa Tupan mengatakan hal itu. Mungkin dia kerap menonton film-film cowboy, yang menyajikan lakon pria perkasa yang menggenggam pistol beraksi di atas kuda menyusuri gunung-gunung yang tandus? Ataukah Tupan pernah dengar cerita dari teman-temannya yang pernah ke AS?
Namun berdasarkan pengalaman, Amerika Serikat (AS) takkan menjadi negara merdeka yang kokoh jika Virginia dan 12 koloni pertama lainnya yang membentuknya tidak maju dan makmur terlebih dahulu. AS juga takkan bertahan lama sebagai negara kuat saat ini jika pemerintah federalnya tidak mau bersusah-payah membantu semua negara bagiannya untuk maju dan lebih maju lagi.
Sebagai ilustrasi, tanpa adanya kebijakan perpajakan, kredit dan pertahanan (pengadaan proyek-proyek militer) yang mendukung perekonomian lokal, Texas dan California hanya akan menjadi hamparan lahan gersang bekas pertambangan emas dan gugusan gurun pasir dan stepa tak terurus yang hanya akan membebani pemerintah federal di Washington DC.
Berkat dukungan serius pemerintah pusat, Texas dan California bisa menjelma menjadi dua negara bagian raksasa terkaya dan terkuat yang di masa selanjutnya selalu sangat menopang keperkasaan AS.
Jimmy Carter, mantan Presiden AS, yang memang dari keluarga petani kacang itu mau bersitegang dengan negara-negara sekutunya mempertahankan subsidi agar sektor pertanian di sejumlah negara bagian di AS tetap bertahan dan berkembang.
Demikian pula dengan Bill Clinton yang tidak saja sibuk soal nuklir dan industri berteknologi tinggi, melainkan juga tanpa malu-malu mau melobi Eropa dan Jepang agar produk peternakan AS, khususnya daging ayam segar, bisa masuk ke sana dan mendukung ekonomi negara bagian asalnya, Arkansas, yang kebanyakan penduduknya memperoleh nafkah dari peternakan ayam.
Terlepas dari kebijakan Pemerintah AS, penulis pun pernah terkesima melihat keindahan Gunung Kerbau di Pulau Moa dari kejauhan. ’’Tampak seperti suasana di pegunungan tandus di Amerika Serikat. Mirip iklan rokok Marlboro yang pernah dimuat di sejumlah stasion televisi swasta Indonesia,’’ kesan penulis kepada Agus Manuata, warga MBD yang sudah lama baru pulang kampung ke Kisar di atas KM Maloli awal Oktober 2009.
Gunung Kerbau menjadi kekayaan tersendiri bagi MBD untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sekor nonmigas, yakni pariwisata. Juga pertanian dan peternakan. Apalagi, MBD telah menjadi daerah otonom baru.
Gunung Kerbau bak ’’raksasa tidur’’ yang belum tersentuh pembangunan. Minimal, pembangunan wilayah MBD menggunakan pendekatan Pemerintah negara feredal AS dalam memaksimalkan seluruh potensi lokalnya. Pengalihan aktivitas pemerintahan di Tiakur harus punya visi menyelamatkan populasi kerbau yang terancam punah karena ritual adat, sekaligus mengeksplorasi eksotisme gunung kerbau yang menggoda hati untuk didaki setinggi upaya mendaki keinginan menjadikan MBD sebuah provinsi otonom di selatan NKRI dalam grand design politik 25-50 tahun ke depan. (RONY SAMLOY)