Kerajaan Sahulau dan Anak Raja Jailolo
http://www.beritamalukuonline.com/2013/03/ceritera-rakyat-maluku-8-kerajaan.html
KERAJAAN Sahulau terletak di Seram Selatan dan menurut ceritera para datuk kerajaan ini muncul ketika terjadi perang saudara di kerajaan Nunusaku. Raja yang memerintah di Sahulau mempunyai gelar Hana Mese Nusa Nusa Rata Sahulau Samasuru Amalatu Kabasaran.
Menurut ceritera Raja Sahulau bukanlah penduduk asli pulau Seram, tetapi ia adalah anak pendatang dari pulau Sulawesi. Konon Raja Sahulau adalah anak Raja Sultan Buton yang di buang dari kerajaannya. Adapun sampai ia dibuang oleh keluarganya karena tubuhnya cacat tidak sempurna sebagai manusia biasa.
Ia memiliki ekor yang panjang bagaikan seekor ular. Hal ini membuat keluarganya menjadi malu sehingga merekapun mengusirnya padahal justeru dari ekor itulah terpancar kekuatan dan kesaktiannya.
Setelah diusir dari keluarganya, anak raja itu lalu berenang kesana kemari tanpa tujuan dan akhirnya tiba di pulau Seram. Ketika dilihat pulau itu baik bagi dirinya iapun mencari suatu tempat yang sunyi dan aman untuk melakukan pertapaan guna memulihkan tubuhnya menjadi manusia normal.
Dengan penuh kesabaran akhirnya ia kembali berwujud sebagai manusia biasa. Ekornya dapat disembunyikan hanya kalau dalam keadaan bahaya saja ia dapat menggunakan ekornya sebagai senjatanya.
Pada suatu hari anak raja ini mendengar ada kekacauan di daerah sekitar tempat tinggalnya dan iapun menuju tempat itu; ternyata setelah diselidiki, disitu ada perang tanding antar saudara. Ia berusaha untuk melerai perang tanding itu dan berhasil.
Sebagai jasa atas pertolongannya sehingga tidak terjadi perang besar di antara dua orang bersaudara itu maka anak raja ini mendapat kehormatan untuk membuka sebuah kampuong dan diizinkan menjadi pemimpin di kampung baru itu.
Anak raja Buton tersebut akhirnya memilih suatu tempat di daerah pegunungan yaitu di daerah Sahulau dan dari situlah ia membangun sebuah kerajaan yang akhirnya memiliki nama besar yaitu Kerajaan Sahulau.
Ketika ia telah menjadi raja besar di Sahulau, sanak saudara dari negeri asalnya datang berkunjung dan sekaligus menetap di sana. Oleh sebab itu kerjaaan ini memiliki penduduk yang banyak berasal dari negeri Buton.
Lama kelamaan negerinya menjadi termasyhur bahkan membuat perjanjian-perjanjian perdagangan dengan bangsa-bangsa asing yang datang di sana yaitu bangsa Belanda. Kerajaan ini bahkan mengangkat pela (ikatan persahabatan) dengan bangsa Belanda.
Menurut informasi yang tim terima, semua keturunan Buton yang pernah tinggal dan berdagang di negeri Sahulau (sekarang) selalu beruntung dan berhasil, konon itu akibat berkat yang diterima dari nenek moyangnya yaitu Raja Sahulau dari negeri Buton itu.
ANAK RAJA JAILOLO
CERITERA ini merupakan sebuah ceritera turun temurun yang masih berkembang dalam kehidupan masyarakat di pulau Ambon terutama dari orang-orang tua yang tinggal di Jazirah Leihitu.
Dahulu kala ada seorang Sultan yang berkuasa di Jailolo. Sultan ini mempunyai 4 orang putra. Ibu dari putra yang bungsu mempunyai pengaruh yang besar atas diri Sultan dibandingkan dengan isteri-isterinya yang lain.
Ia senantiasa mendesak Sultan supaya menobatkan anaknya sebagai pewaris tahta kesultanan Jailolo.Oleh karena selalu didesak, maka akhirnya Sultan menyetujui permintaan isterinya itu.
Pada suatu hari, ketika anak Sultan yang lain sedang pergi menghadiri pesta yang diadakan oleh Sultan Bacan tetangganya. Sementara ketiga putra berada di Bacan, adik mereka yang bungsu dinobatkan sebagai Sultan Jailolo. Setelah mereka kembali dari pesta mereka mengetahui bahwa adiknya kini telah menjadi Sultan atau telah bertahta pada Kesultanan Jailolo. Marahlah tiga saudara itu dan mereka segera menghadap ayah untuk meminta penjelasan.
Dengan bijaksana Sultan tua Jailolo mengatakan bahwa putranya yang bungsu, saudara mereka yang bungsu itu lemah dan tidak kuat pergi perang guna mencari wilayah yang baru bila dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang cakap dan tangguh.
Kamu kuat dan cekatan pergilah dengan prajuritmu dan berperang untuk menduduki tempat yang baru itu. Disana kamu dapat menjadi sultan yang baru. Lain halnya dengan adikmu yang lemah ini, biarlah dia menjadi Sultan disini. Oleh sebab itu saya mengangkat adikmu untuk menggantikan saya.
Mendengar penjelasan ayahnya, merekapun puas dan berangkatlah dengan lascar-laskar masing-masing guna menaklukkan daerah-daerah yang ditemui untuk mencari kekuasaan serta kedudukan.
Putra-putra Sultan mulai berpencar-pencar. Satu di antaranya adalah Jamillu. Ia berangkat dari Jailolo dan tiba di pulau Ambon. Di sana ia membangun sebuah perkampungan dan pada akhirnya menjadi salah seorang pemimpin di sana yaitu memerintah dalam Sistem Empat Perdana Hitu.
(Sumber: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Maluku dan Malut)
Menurut ceritera Raja Sahulau bukanlah penduduk asli pulau Seram, tetapi ia adalah anak pendatang dari pulau Sulawesi. Konon Raja Sahulau adalah anak Raja Sultan Buton yang di buang dari kerajaannya. Adapun sampai ia dibuang oleh keluarganya karena tubuhnya cacat tidak sempurna sebagai manusia biasa.
Ia memiliki ekor yang panjang bagaikan seekor ular. Hal ini membuat keluarganya menjadi malu sehingga merekapun mengusirnya padahal justeru dari ekor itulah terpancar kekuatan dan kesaktiannya.
Setelah diusir dari keluarganya, anak raja itu lalu berenang kesana kemari tanpa tujuan dan akhirnya tiba di pulau Seram. Ketika dilihat pulau itu baik bagi dirinya iapun mencari suatu tempat yang sunyi dan aman untuk melakukan pertapaan guna memulihkan tubuhnya menjadi manusia normal.
Dengan penuh kesabaran akhirnya ia kembali berwujud sebagai manusia biasa. Ekornya dapat disembunyikan hanya kalau dalam keadaan bahaya saja ia dapat menggunakan ekornya sebagai senjatanya.
Pada suatu hari anak raja ini mendengar ada kekacauan di daerah sekitar tempat tinggalnya dan iapun menuju tempat itu; ternyata setelah diselidiki, disitu ada perang tanding antar saudara. Ia berusaha untuk melerai perang tanding itu dan berhasil.
Sebagai jasa atas pertolongannya sehingga tidak terjadi perang besar di antara dua orang bersaudara itu maka anak raja ini mendapat kehormatan untuk membuka sebuah kampuong dan diizinkan menjadi pemimpin di kampung baru itu.
Anak raja Buton tersebut akhirnya memilih suatu tempat di daerah pegunungan yaitu di daerah Sahulau dan dari situlah ia membangun sebuah kerajaan yang akhirnya memiliki nama besar yaitu Kerajaan Sahulau.
Ketika ia telah menjadi raja besar di Sahulau, sanak saudara dari negeri asalnya datang berkunjung dan sekaligus menetap di sana. Oleh sebab itu kerjaaan ini memiliki penduduk yang banyak berasal dari negeri Buton.
Lama kelamaan negerinya menjadi termasyhur bahkan membuat perjanjian-perjanjian perdagangan dengan bangsa-bangsa asing yang datang di sana yaitu bangsa Belanda. Kerajaan ini bahkan mengangkat pela (ikatan persahabatan) dengan bangsa Belanda.
Menurut informasi yang tim terima, semua keturunan Buton yang pernah tinggal dan berdagang di negeri Sahulau (sekarang) selalu beruntung dan berhasil, konon itu akibat berkat yang diterima dari nenek moyangnya yaitu Raja Sahulau dari negeri Buton itu.
ANAK RAJA JAILOLO
CERITERA ini merupakan sebuah ceritera turun temurun yang masih berkembang dalam kehidupan masyarakat di pulau Ambon terutama dari orang-orang tua yang tinggal di Jazirah Leihitu.
Dahulu kala ada seorang Sultan yang berkuasa di Jailolo. Sultan ini mempunyai 4 orang putra. Ibu dari putra yang bungsu mempunyai pengaruh yang besar atas diri Sultan dibandingkan dengan isteri-isterinya yang lain.
Ia senantiasa mendesak Sultan supaya menobatkan anaknya sebagai pewaris tahta kesultanan Jailolo.Oleh karena selalu didesak, maka akhirnya Sultan menyetujui permintaan isterinya itu.
Pada suatu hari, ketika anak Sultan yang lain sedang pergi menghadiri pesta yang diadakan oleh Sultan Bacan tetangganya. Sementara ketiga putra berada di Bacan, adik mereka yang bungsu dinobatkan sebagai Sultan Jailolo. Setelah mereka kembali dari pesta mereka mengetahui bahwa adiknya kini telah menjadi Sultan atau telah bertahta pada Kesultanan Jailolo. Marahlah tiga saudara itu dan mereka segera menghadap ayah untuk meminta penjelasan.
Dengan bijaksana Sultan tua Jailolo mengatakan bahwa putranya yang bungsu, saudara mereka yang bungsu itu lemah dan tidak kuat pergi perang guna mencari wilayah yang baru bila dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang cakap dan tangguh.
Kamu kuat dan cekatan pergilah dengan prajuritmu dan berperang untuk menduduki tempat yang baru itu. Disana kamu dapat menjadi sultan yang baru. Lain halnya dengan adikmu yang lemah ini, biarlah dia menjadi Sultan disini. Oleh sebab itu saya mengangkat adikmu untuk menggantikan saya.
Mendengar penjelasan ayahnya, merekapun puas dan berangkatlah dengan lascar-laskar masing-masing guna menaklukkan daerah-daerah yang ditemui untuk mencari kekuasaan serta kedudukan.
Putra-putra Sultan mulai berpencar-pencar. Satu di antaranya adalah Jamillu. Ia berangkat dari Jailolo dan tiba di pulau Ambon. Di sana ia membangun sebuah perkampungan dan pada akhirnya menjadi salah seorang pemimpin di sana yaitu memerintah dalam Sistem Empat Perdana Hitu.
(Sumber: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Maluku dan Malut)