Laba – Laba Emas dan Kerajaan Orang-Orang Alifuru
http://www.beritamalukuonline.com/2013/03/ceritera-rakyat-maluku-6-laba-laba-emas.html
ADA sepasang laba-laba jantan dan betina yang tinggal di pulau Seram dan oleh pendududk yang tinggal di sekitar tempat itu menamakan binatang itu Laba-laba Raja Mas karena kulitnya dilapisi oleh emas. Tubuh binatang besar, memiliki jari-jari yang panjang, keras dan tajam. Pokoknya laba-laba itu dianggap sebagai binatang yang kuat dan ditakuti.
Mereka menganggap laba-laba raja itu sebagai makhluk yang harus dihormati sehingga tidak sembarang orang dapat melewati daerah yang ditempati oleh sepasang laba-laba itu.
Laba-laba raja mas memiliki wilayah kekuasaan yang terbentang luas yaitu dari wilayah timur sampai ke barat dimana hampir setiap hari binatang tersebut terbang kesana dan kemari mengawasi wilayahnya serta ingin mengetahui situasi keamanan kalau-kalau ada musuh yang datang mengganggu.
Pada suatu hari kedua ekor laba-laba raja itu terbang kearah Asia Barat dan tiba di sebuah lembah yang bernama Line tepat di pegunungan Ararat di tanah Armenia. Dari situ keduanya mulai bekerja membangun sebuah jalan. Dengan jari-jarinya yang panjang dan kuat itu, dibangunlah jalan dengan cara menyangkutkan tali-tali sarangnya dari sebuah gunung ke gunung yang lain. Hampir sepanjang hari, laba-laba ma situ memintal benangnya sehingga jadilah sebuah jalan.
Usai membuat jalan tersebut dan merasa lelah, sepasang laba-laba itu datang ke sebuah gunug yang tinggi yang berada di daerah Nunusaku untuk beristirahat. Daerah itu memiliki udara yang dingin dan sejuk karena lokasinya memang ditumbuhi oleh lumut-lumut yang tebal.
Di tempat itu tinggallah orang Alifuru. Ketika orang-orang Alifuru mengetahui ada laba-laba mas berkunjung di daerahnya, mereka pun menjumpai binatang itu. Dari hasil perundingan diantara mereka terjadilah sebuah kesepakatan yaitu orang-orang Alifuru memberikan izin kepada binatang tersebut untuk tinggal bersama-sama di Nunusaku. Laba-laba raja dan orang Alifuru kemudian hidup rukun dan damai.
Orang-orang Alifuru meminta agar laba-laba raja dapat membuka sebuah jalan sehingga mereka dapat bepergian ke daerah seberang dan hal ini disetujui laba-laba raja mas. Untuk itu dibangunlah sebuah pondasi yang kuat di atas gunung Lumut.
Jalan yang di buat oleh jaring laba-laba yaitu melintasi gunung Binaya dan Manusela sampai kearah Pasifik Utara dan Selatan. Dari tempat inilah orang-orang Alifuru dapat memantau orang yang akan datang dari arah Asia Timur dan Tenggara.
Bila musuh ingin menyerang mereka pun sulit mencapai daerah kediaman orang-orang Alifuru karena tempatnya tinggi. Setiap hari sepasang laba-laba raja mas itu terus membuat jaringnya menjadi panjang dan akhirnya sampai di Asia Timur, asia Tenggara, Laut Pasifik terus dampai ke Hawai-Honolulu.
KERAJAAN ORANG-ORANG ALIFURU
Menurut ceritera wilayah yang ditempati oleh orang-orang Alifuru adalah di pusat bumi atau yang disebut Tanah Bungsu yang dinamakan juga Keramat Kalam Alam Masyhur Alam Jadi.
Orang-orang Alifuru sering juga menyebutnya dengan nama lain yaitu Gunung Maha Tinggi Alam Jadi Se Ulat Kau Lainito Nunu Saku Suli-Suli Putih Lata Nunu Saku Soleman Alam Kasturi.
Bangsa Alifuru suka sekali menerima tamu asalkan mereka itu orang baik-baik. Kalau pendatang itu hatinya penipu, pencuri, pendusta maka orang Alifuru langsung membunuhnya dan kepalanya dimasukan kedalam sebuah kamboti yaitu tas yang dibuat dari anyaman daun kelapa dan digantung di rumah adat atau Beileu.
Dalam kehidupan sehari-hari suku Alifuru sering berperang satu dengan lainnya dan oleh sebab itu biasanya dalam kelompok orang-orang Alifuru itu dikenal dua orang kapitan atau panglima perang masing-masing dinamakan Hulubalang Maha Tinggi Alam Jadi dan Hulubalang Maha Tinggi Alam Mashyur. Mereka bertugas untuk memimpin peperangan bersama-sama dengan rakyat jelata.
Konon bangsa ini memiliki sebuah daun mujarab di mana daun tersebut dapat menyembuhkan luka potong dengan segera. Bahkan kalau ada bahagian dari anggota tubuh yang terpotong putus karena tebasan parang, daun inipun dapat menyambungkan kembali bagian tubuh yang terpotong itu.
Sayangnya daun tersebut sangat dirahasiakan dan pohonnya selalu dijaga ketat oleh orang-orang Alifuru sendiri.
Diceriterakan pula bahwa orang-orang Alifuru sangat haus akan darah. Bilamana mereka berperang dan berhasil mengalahkan musuhnya maka darah si musuh akan diminum demikian juga dengan jantung dan lidah. Bagian-bagian vital dari anggota tubuh si musuh itu diyakini dapat menambah kekuatan dalam diri orang yang memakannya.
Mereka menganggap laba-laba raja itu sebagai makhluk yang harus dihormati sehingga tidak sembarang orang dapat melewati daerah yang ditempati oleh sepasang laba-laba itu.
Laba-laba raja mas memiliki wilayah kekuasaan yang terbentang luas yaitu dari wilayah timur sampai ke barat dimana hampir setiap hari binatang tersebut terbang kesana dan kemari mengawasi wilayahnya serta ingin mengetahui situasi keamanan kalau-kalau ada musuh yang datang mengganggu.
Pada suatu hari kedua ekor laba-laba raja itu terbang kearah Asia Barat dan tiba di sebuah lembah yang bernama Line tepat di pegunungan Ararat di tanah Armenia. Dari situ keduanya mulai bekerja membangun sebuah jalan. Dengan jari-jarinya yang panjang dan kuat itu, dibangunlah jalan dengan cara menyangkutkan tali-tali sarangnya dari sebuah gunung ke gunung yang lain. Hampir sepanjang hari, laba-laba ma situ memintal benangnya sehingga jadilah sebuah jalan.
Usai membuat jalan tersebut dan merasa lelah, sepasang laba-laba itu datang ke sebuah gunug yang tinggi yang berada di daerah Nunusaku untuk beristirahat. Daerah itu memiliki udara yang dingin dan sejuk karena lokasinya memang ditumbuhi oleh lumut-lumut yang tebal.
Di tempat itu tinggallah orang Alifuru. Ketika orang-orang Alifuru mengetahui ada laba-laba mas berkunjung di daerahnya, mereka pun menjumpai binatang itu. Dari hasil perundingan diantara mereka terjadilah sebuah kesepakatan yaitu orang-orang Alifuru memberikan izin kepada binatang tersebut untuk tinggal bersama-sama di Nunusaku. Laba-laba raja dan orang Alifuru kemudian hidup rukun dan damai.
Orang-orang Alifuru meminta agar laba-laba raja dapat membuka sebuah jalan sehingga mereka dapat bepergian ke daerah seberang dan hal ini disetujui laba-laba raja mas. Untuk itu dibangunlah sebuah pondasi yang kuat di atas gunung Lumut.
Jalan yang di buat oleh jaring laba-laba yaitu melintasi gunung Binaya dan Manusela sampai kearah Pasifik Utara dan Selatan. Dari tempat inilah orang-orang Alifuru dapat memantau orang yang akan datang dari arah Asia Timur dan Tenggara.
Bila musuh ingin menyerang mereka pun sulit mencapai daerah kediaman orang-orang Alifuru karena tempatnya tinggi. Setiap hari sepasang laba-laba raja mas itu terus membuat jaringnya menjadi panjang dan akhirnya sampai di Asia Timur, asia Tenggara, Laut Pasifik terus dampai ke Hawai-Honolulu.
KERAJAAN ORANG-ORANG ALIFURU
Menurut ceritera wilayah yang ditempati oleh orang-orang Alifuru adalah di pusat bumi atau yang disebut Tanah Bungsu yang dinamakan juga Keramat Kalam Alam Masyhur Alam Jadi.
Orang-orang Alifuru sering juga menyebutnya dengan nama lain yaitu Gunung Maha Tinggi Alam Jadi Se Ulat Kau Lainito Nunu Saku Suli-Suli Putih Lata Nunu Saku Soleman Alam Kasturi.
Bangsa Alifuru suka sekali menerima tamu asalkan mereka itu orang baik-baik. Kalau pendatang itu hatinya penipu, pencuri, pendusta maka orang Alifuru langsung membunuhnya dan kepalanya dimasukan kedalam sebuah kamboti yaitu tas yang dibuat dari anyaman daun kelapa dan digantung di rumah adat atau Beileu.
Dalam kehidupan sehari-hari suku Alifuru sering berperang satu dengan lainnya dan oleh sebab itu biasanya dalam kelompok orang-orang Alifuru itu dikenal dua orang kapitan atau panglima perang masing-masing dinamakan Hulubalang Maha Tinggi Alam Jadi dan Hulubalang Maha Tinggi Alam Mashyur. Mereka bertugas untuk memimpin peperangan bersama-sama dengan rakyat jelata.
Konon bangsa ini memiliki sebuah daun mujarab di mana daun tersebut dapat menyembuhkan luka potong dengan segera. Bahkan kalau ada bahagian dari anggota tubuh yang terpotong putus karena tebasan parang, daun inipun dapat menyambungkan kembali bagian tubuh yang terpotong itu.
Sayangnya daun tersebut sangat dirahasiakan dan pohonnya selalu dijaga ketat oleh orang-orang Alifuru sendiri.
Diceriterakan pula bahwa orang-orang Alifuru sangat haus akan darah. Bilamana mereka berperang dan berhasil mengalahkan musuhnya maka darah si musuh akan diminum demikian juga dengan jantung dan lidah. Bagian-bagian vital dari anggota tubuh si musuh itu diyakini dapat menambah kekuatan dalam diri orang yang memakannya.