Asal Mula Umbi-Umbian, Hewan dan Hantu
http://www.beritamalukuonline.com/2013/03/ceritera-rakyat-maluku-5-asal-mula-umbi.html
SETELAH jenazah anaknya berhasil diangkat dari lubang maka Ameta memotong-motong tubuh anaknya dan bagian-bagian yang telah dipotong itu ditanam di sekeliling tempat pesta, kecuali kedua lengannya untuk diserahkan kepada wanita sakti yang bernama Muluna Satene.
Muluna Satene mampu mengutuki seorang manusia menjadi pohon, hantu atau binatang-binatang buas. Oleh sebab itu ia sangat dihormati dan ditakuti. Ketika Muluna Satene mendengar pengaduan dari Ameta segera ia memanggil seluruh masyarakat yang ada di sekitar tempat kejadian itu dan berkata, “beta seng tinggal di sini lai sebab dong su jadi pembunuh” yang artinya saya tidak akan lagi tinggal di tempat ini karena kalian telah menjadi pembunuh.
Sebelum Muluna Satene meninggalkan tempat itu ia mengharuskan orang-orang yang ada di tempat itu melewati sebuah ujian yang berat. Muluna berdiri di tengah-tengah pintu sambil memegang dua buah lengan Hainuwele. Setiap orang yang melewati pintu itu akan dipukul oleh Muluna dengan lengan Hainuwele yang dipegang pada tangan kiri dan kanannya.
Yang tidak kena pukul tetap menjadi manusia sedangkan yang kena pukul berubah wujud menjadi binatang buas, pohon besar atau hantu. Hantu-hantu tersebut akan berangkat bersama-sama dengan Muluna ke suatu tempat yang dinamakan Salahna yaitu di deretan gunung-gunung mati di sebelah barat daya pulau Seram.
Untuk dapat menemui Satene, seseorang harus mati lebih dahulu dan menjelma menjadi hantu kemudian ia berjalan melewati 8 buah gunung yang dijaga oleh roh-roh halus yang dinamakan Nitu.
Di lain pihak, keanehanpun terjadi potongan-potongan tubuh Hainuwele yang ditebarkan oleh ayahnya berubah menjadi berbagai jenis benda maupun umbi-umbian yang waktu itu belum ada di pulau Seram.
Dari potongan lambung atau perut Hainuwele keluarlah sebuah Balanga besar yang sampai hari ini masih disimpan oleh kepala suku desa Honitetu. Belanga atau periuk besar itu dianggap keramat dan diberi nama mutiara Hainuwele.
Dari bagian paru-paru muncul ejenis ubi yang disebut Tinte Lattu Paiti (dalam dialek melayu-Ambon disebut ubi merah tetapi warna sebenarnya ungu). Dari potongan dada gadis itu tumbuh sejenis ubi yang dinamakan Sinte Baban yang bentuknya seperti payudara perempuan.
Dari mata Hainuwele muncul ubi Sinte Mau sedangkan dari alat kelaminnya muncul jenis ubi Sinte Mami. Dari bokong lutut muncul jenis ubi yang disebut Sinte ka Ohu yang berkulit kering. Dan potongan telinga muncul Ainte Leilela karena bentuknya seperti daun telinga yang bertumbuh ke atas.
Potongan kaki Hainuwele menjelma menjadi Sinte Ubi Besar yang disebut Jasane dan dari bagian paha menjadi Sinte Wababua. Bagian kepala Huinewele menjadi keladi yang terdiri dari berbagai jenis yang disebut Uku Joyone.
Sejak peristiwa itu, jenis umbi-umbian tumbuh subur di pulau Seram dan menjadi pulau penghasil umbi-umbian di Provinsi Maluku.
Muluna Satene mampu mengutuki seorang manusia menjadi pohon, hantu atau binatang-binatang buas. Oleh sebab itu ia sangat dihormati dan ditakuti. Ketika Muluna Satene mendengar pengaduan dari Ameta segera ia memanggil seluruh masyarakat yang ada di sekitar tempat kejadian itu dan berkata, “beta seng tinggal di sini lai sebab dong su jadi pembunuh” yang artinya saya tidak akan lagi tinggal di tempat ini karena kalian telah menjadi pembunuh.
Sebelum Muluna Satene meninggalkan tempat itu ia mengharuskan orang-orang yang ada di tempat itu melewati sebuah ujian yang berat. Muluna berdiri di tengah-tengah pintu sambil memegang dua buah lengan Hainuwele. Setiap orang yang melewati pintu itu akan dipukul oleh Muluna dengan lengan Hainuwele yang dipegang pada tangan kiri dan kanannya.
Yang tidak kena pukul tetap menjadi manusia sedangkan yang kena pukul berubah wujud menjadi binatang buas, pohon besar atau hantu. Hantu-hantu tersebut akan berangkat bersama-sama dengan Muluna ke suatu tempat yang dinamakan Salahna yaitu di deretan gunung-gunung mati di sebelah barat daya pulau Seram.
Untuk dapat menemui Satene, seseorang harus mati lebih dahulu dan menjelma menjadi hantu kemudian ia berjalan melewati 8 buah gunung yang dijaga oleh roh-roh halus yang dinamakan Nitu.
Di lain pihak, keanehanpun terjadi potongan-potongan tubuh Hainuwele yang ditebarkan oleh ayahnya berubah menjadi berbagai jenis benda maupun umbi-umbian yang waktu itu belum ada di pulau Seram.
Dari potongan lambung atau perut Hainuwele keluarlah sebuah Balanga besar yang sampai hari ini masih disimpan oleh kepala suku desa Honitetu. Belanga atau periuk besar itu dianggap keramat dan diberi nama mutiara Hainuwele.
Dari bagian paru-paru muncul ejenis ubi yang disebut Tinte Lattu Paiti (dalam dialek melayu-Ambon disebut ubi merah tetapi warna sebenarnya ungu). Dari potongan dada gadis itu tumbuh sejenis ubi yang dinamakan Sinte Baban yang bentuknya seperti payudara perempuan.
Dari mata Hainuwele muncul ubi Sinte Mau sedangkan dari alat kelaminnya muncul jenis ubi Sinte Mami. Dari bokong lutut muncul jenis ubi yang disebut Sinte ka Ohu yang berkulit kering. Dan potongan telinga muncul Ainte Leilela karena bentuknya seperti daun telinga yang bertumbuh ke atas.
Potongan kaki Hainuwele menjelma menjadi Sinte Ubi Besar yang disebut Jasane dan dari bagian paha menjadi Sinte Wababua. Bagian kepala Huinewele menjadi keladi yang terdiri dari berbagai jenis yang disebut Uku Joyone.
Sejak peristiwa itu, jenis umbi-umbian tumbuh subur di pulau Seram dan menjadi pulau penghasil umbi-umbian di Provinsi Maluku.