“Ronda Pisang” Budaya Anak Negeri di Pulau Ambon Budaya Negeri Di Kecamatan Leitimur Selatan Patut Dilestarikan
http://www.beritamalukuonline.com/2012/11/ronda-pisang-budaya-anak-negeri-di.html
AMBON – BERITA MALUKU. Ternyata Ambon yang dikenal sebagai kota manise itu menyimpan berbagai budaya masyarakat yang unik dan sudah seharusnya mendapat perhatian dan perlu untuk terus dilestarikan.
Di bagian timur kota Ambon pada lereng gunung Horil atau tepatnya di Negeri Ema Kecamatan Leitimur Selatan yang tenang diteduhi pepohonan, ternyata ada tradisi unik dalam kehidupan masyarakatnya.
Masyarakat negeri Ema sebagai suatu masyarakat agraris dalam menyikapi fenomena kehidupannya sejak zaman datuk-datuk telah mampu mengekspresikan rasa syukur dan sukacita atas setiap hasil bumi yang mereka peroleh dari berbagai usaha alam negeri mereka.
Menurut salah satu orang tertua di Negeri Ema, Philipus Maitimu, ‘ronda pisang’ atau ’ront pisang’ atau ‘dansa pisang’, adalah sebuah acara anak negeri yang mengungkapkan rasa syukur atas kemurahan alam negeri yang mereka diami.
“Ronda pisang sudah dilaksanakan anak-anak negeri Ema sejak dahulu kala atau sejak datuk-datuk mereka. Acara ini biasanya dilaksanakan di akhir tahun sebelum bulan Desember. Acara dimaksudkan untuk mempererat persekutuan anak-anak negeri juga sebagai ajang mengumpulkan dana bagi kepentingan membangun negeri,” kata Maitimu.
Acara ronda pisang atau dansa pisang ini, sejatinya dilaksanakan dalam bentuk dansa mengelilingi pohon pisang yang diletakkan ditengah-tengah lingkaran lengkap dengan buah-buahnya yang sudah tua (matang).
Lingkaran yang mengelilingi pohon-pohon pisang dibuat dalam bentuk jalur-jalur yang dibatasi dengan osop kelapa (pucuk daun kelapa yang masih muda).
Peserta dengan pasangan-pasangannya dalam berdansa wajib mengelilingi pohon pisang sesuai jumlah pohon yang ada. Dansa yang dilakukan sebanyak jumlah pohon pisang, dilakukan setiap pasangan sampai mendekati pohon dan buah pisang kemudian pasangan laki-laki akan menyisipkan sejumlah uang di celah-celah buah pisang pada setiap putaran.
Dan seperti hari ini, Jumat (23/11) Ronda pisang atau Dansa pisang ini dilaksanakan di negeri Ema guna mempersiapkan Kegiatan “Sion Huaressy Parenta Pulang”. Acara ini dihadiri Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, SH beserta staf serta Ketua Partai Demokrat Maluku, Dr. Elviana Pattiasina-Maitimu, yang juga merupakan Ketua Panitia “Sion Huaressy Parenta Pulang”.
Kegiatan dansa pisang ini akan diakhiri dengan katreji bersama seluruh peserta dan masyarakat negeri.
“Dengan adanya kegiatan seperti ini, khususnya di kecamatan Leitimur Selatan seperti yang kerap dilakukan di Negeri Hutumuri, Rutong dan negeri Ema diharapkan menjadi perhatian pemerintah khususnya Dinas pariwisata Kota Ambon untuk tetap melestarikannya bagi kelangsungan anak cucu kedepan,” jelas Maitimu. (BM15)
Di bagian timur kota Ambon pada lereng gunung Horil atau tepatnya di Negeri Ema Kecamatan Leitimur Selatan yang tenang diteduhi pepohonan, ternyata ada tradisi unik dalam kehidupan masyarakatnya.
Masyarakat negeri Ema sebagai suatu masyarakat agraris dalam menyikapi fenomena kehidupannya sejak zaman datuk-datuk telah mampu mengekspresikan rasa syukur dan sukacita atas setiap hasil bumi yang mereka peroleh dari berbagai usaha alam negeri mereka.
Menurut salah satu orang tertua di Negeri Ema, Philipus Maitimu, ‘ronda pisang’ atau ’ront pisang’ atau ‘dansa pisang’, adalah sebuah acara anak negeri yang mengungkapkan rasa syukur atas kemurahan alam negeri yang mereka diami.
“Ronda pisang sudah dilaksanakan anak-anak negeri Ema sejak dahulu kala atau sejak datuk-datuk mereka. Acara ini biasanya dilaksanakan di akhir tahun sebelum bulan Desember. Acara dimaksudkan untuk mempererat persekutuan anak-anak negeri juga sebagai ajang mengumpulkan dana bagi kepentingan membangun negeri,” kata Maitimu.
Acara ronda pisang atau dansa pisang ini, sejatinya dilaksanakan dalam bentuk dansa mengelilingi pohon pisang yang diletakkan ditengah-tengah lingkaran lengkap dengan buah-buahnya yang sudah tua (matang).
Lingkaran yang mengelilingi pohon-pohon pisang dibuat dalam bentuk jalur-jalur yang dibatasi dengan osop kelapa (pucuk daun kelapa yang masih muda).
Peserta dengan pasangan-pasangannya dalam berdansa wajib mengelilingi pohon pisang sesuai jumlah pohon yang ada. Dansa yang dilakukan sebanyak jumlah pohon pisang, dilakukan setiap pasangan sampai mendekati pohon dan buah pisang kemudian pasangan laki-laki akan menyisipkan sejumlah uang di celah-celah buah pisang pada setiap putaran.
Dan seperti hari ini, Jumat (23/11) Ronda pisang atau Dansa pisang ini dilaksanakan di negeri Ema guna mempersiapkan Kegiatan “Sion Huaressy Parenta Pulang”. Acara ini dihadiri Walikota Ambon, Richard Louhenapessy, SH beserta staf serta Ketua Partai Demokrat Maluku, Dr. Elviana Pattiasina-Maitimu, yang juga merupakan Ketua Panitia “Sion Huaressy Parenta Pulang”.
Kegiatan dansa pisang ini akan diakhiri dengan katreji bersama seluruh peserta dan masyarakat negeri.
“Dengan adanya kegiatan seperti ini, khususnya di kecamatan Leitimur Selatan seperti yang kerap dilakukan di Negeri Hutumuri, Rutong dan negeri Ema diharapkan menjadi perhatian pemerintah khususnya Dinas pariwisata Kota Ambon untuk tetap melestarikannya bagi kelangsungan anak cucu kedepan,” jelas Maitimu. (BM15)