83 Kasus Baru Ditemukan: Kota Ambon Penyumbang HIV AIDS Tertinggi di Maluku
http://www.beritamalukuonline.com/2012/11/83-kasus-baru-ditemukan-kota-ambon.html
AMBON – BERITA MALUKU. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon tahun 2012, ternyata Kota Ambon merupakan penyumbang tertinggi penyakit menular HIV AIDS bagi Provinsi Maluku, dimana sejak bulan Januari hingga Oktober, terdapat sebanyak 83 kasus baru penderita penyakit mematikan yang belum ada obatnya ini.
Dengan adanya jumlah tersebut, diharapkan supaya warga kota Ambon lebih waspada dan berlakukan pola hidup sehat terutama setia pada pasangan dan menghindari hubungan sex bebas. Mengingat dari 83 kasus yang ditemukan itu, ternyata seluruhnya diidap oleh warga Ambon sendiri dan bukan berasal dari orang pendatang.
Demikian diungkapkan, Staf Dinas Kesehatan Kota pada acara scraning atau pemeriksaan darah lengkap secara gratis kepada anak-anak jalanan yang ada di Kota Ambon atas kerja sama Pemkot (Dinas sosial - Kesehatan kota) dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemerhati Masalah Sosial di daerah ini, Jumat, (23/11) di cafe Hatukao.
Penularan HIV AIDS sendiri lebih banyak pada usia produktif yakni 15 hingga 39 tahun.
Parahnya lagi, indetifikasi penyakit mematikan itu baru dapat diketahui setelah lima tahun kedepan. Itu artinya, pada usia 20 tahun barulah diketahui. Sehingga ditakutkan, pada lima tahun mundur, penderita dengan pola hidup yang tidak sehat telah menularkan kepada orang lain melalui hubungan sex, narkoba suntik ataupun trasfusi darah.
Untuk jenis penderita, lebih banyak dialami oleh jenis kelamin lelaki yang paling beresiko.
Dalam kegiatan yang dihadiri Sekretaris kota (Sekkot) Ambon, AG Latuheru, mengatakan dengan dilakukannya scraning bagi anak-anak jalanan, maka penularan HIV AIDS ini bisa dicegah. Sehingga diharapkan apabila dalam pemeriksaan nanti ada kedapatan atau terindikasi terjangkit, maka akan dilakukan langkah penanganan secara cepat dan tepat.
"Itu tujuan dilakukannya pemeriksaan gratis," kata Latuheru.
Latuheru menambahkan, hingga saat ini Pemkot Ambon belum memiliki rumah singgah yang khusus memberikan pelatihan dan pembinaan bagi anak-anak jalanan. (BM 14)
Dengan adanya jumlah tersebut, diharapkan supaya warga kota Ambon lebih waspada dan berlakukan pola hidup sehat terutama setia pada pasangan dan menghindari hubungan sex bebas. Mengingat dari 83 kasus yang ditemukan itu, ternyata seluruhnya diidap oleh warga Ambon sendiri dan bukan berasal dari orang pendatang.
Demikian diungkapkan, Staf Dinas Kesehatan Kota pada acara scraning atau pemeriksaan darah lengkap secara gratis kepada anak-anak jalanan yang ada di Kota Ambon atas kerja sama Pemkot (Dinas sosial - Kesehatan kota) dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemerhati Masalah Sosial di daerah ini, Jumat, (23/11) di cafe Hatukao.
Penularan HIV AIDS sendiri lebih banyak pada usia produktif yakni 15 hingga 39 tahun.
Parahnya lagi, indetifikasi penyakit mematikan itu baru dapat diketahui setelah lima tahun kedepan. Itu artinya, pada usia 20 tahun barulah diketahui. Sehingga ditakutkan, pada lima tahun mundur, penderita dengan pola hidup yang tidak sehat telah menularkan kepada orang lain melalui hubungan sex, narkoba suntik ataupun trasfusi darah.
Untuk jenis penderita, lebih banyak dialami oleh jenis kelamin lelaki yang paling beresiko.
Dalam kegiatan yang dihadiri Sekretaris kota (Sekkot) Ambon, AG Latuheru, mengatakan dengan dilakukannya scraning bagi anak-anak jalanan, maka penularan HIV AIDS ini bisa dicegah. Sehingga diharapkan apabila dalam pemeriksaan nanti ada kedapatan atau terindikasi terjangkit, maka akan dilakukan langkah penanganan secara cepat dan tepat.
"Itu tujuan dilakukannya pemeriksaan gratis," kata Latuheru.
Latuheru menambahkan, hingga saat ini Pemkot Ambon belum memiliki rumah singgah yang khusus memberikan pelatihan dan pembinaan bagi anak-anak jalanan. (BM 14)