Drg Mailoa, Senang Ditugaskan di Pulau-pulau Perbatasan | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Drg Mailoa, Senang Ditugaskan di Pulau-pulau Perbatasan

LAMA melakoni hidup dalam ingar bingar perkotaan tak membuat sosok cantik ini mengabaikan panggilan tugas sebagai pelayan kesehatan. Karena itu, ketika mendapat tugas sebagai Dokter Pegawai Tak Tetap (PTT) di Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku, pemilik nama lengkap Citra Fragranita Theodorea Mailoa, mengaku tak keberatan menerimanya. Dorongan moril sang ayah, Pendeta S.J.Mailoa, M.Th menjadi kunci pembuka sosok ini meretas panggilan kemanusiaan di pulau-pulau perbatasan RI dan Timor Leste.

’’Memang dari keluarga saya ada yang merasa berat hati melepas saya bertugas di Kisar, tetapi bapak bilang, di Kisar itu ada manusia, berarti ada kehidupan, dan di situ ada berkat TUHAN. Bagi saya kerja itu ibadah yang sejati, tugas yang mulia.Dan setelah saya ke sini puji TUHAN karena masyarakatnya sangat terbuka dan ramah,’’ ungkap layang kelahiran Ambon, 23 September 1984, ini saat diwawancarai pers di Wonreli, Kisar, pekan lalu.

Sejak mulai bertugas akhir September 2010 sebagai tenaga Bantuan Sosial (Bansos) di Desa Arnau, Kecamatan Wetar, hingga mengakhiri tugas di Kisar pada pertengahan Agustus 2012, Dokcit, begitu masyarakat Kisar menyapanya, mengakui banyak pengalaman berharga yang diperolehnya. ’’Dokter PTT itu kan tidak melulu di Puskesmas, tapi bisa juga berkarya di bidang lain. Jadi jangan berpikir kerja di tempat terpencil, kita tak akan bisa berbuat apa-apa. Itu tergantung, jadi kita harus kreatif dan inovatif,’’ ujar mantan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) Nasional utusan Maluku tahun 2000 ini.

Dokcit mengakui, memerintah di MBD seperti memerintah Indonesia karena wilayahnya terdiri dari pulau-pulau. Dengan kata lain MBD adalah miniaturnya Indonesia karena memiliki 48 pulau dengan kekayaan sumber daya dan budaya yang unik dan khas. ’’Prinsipnya pertama kita disumpah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Tak mungkin kita berikan yang baik, Tuhan tutup mata,’’ ucap anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Pendeta SJ Mailoa, S.Th dan Margaretha Parinussa ini.

Saat melayani pasien, aku Dokcit, dirinya selalu menyapa ramah dan melayani dengan sepenuh hati sehingga membanjir simpati masyarakat. ’’Sampai-sampai waktu sampai di rumah, tak jarang ada keluarga yang membawakan jeruk manis,’’ kesan mantan Putri Indonesia perwakilan Maluku tahun 2009 ini menimpali.

Dia mengakui peralatan kesehatan, khusus gigi, belum selengkap yang dimiliki pulau-pulau lain. Jadi perlu penambahan fasilitas pendukung sehingga masyarakat bisa terlayani dengan baik. ’’Kita memang harus berkorban. Kita berobat, dan pasien senang. Mereka (pasien) pasti berterima kasih,’’ ujar jebolan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta, 2010 ini.

Bagi Dokcit, bekerja di daerah terpencil butuh kebersamaan dan ketulusan. ’’Kita harus lebih membuka diri terhadap orang lain. Jangan merasa sebagai kabupaten yang jauh dari Ambon. Di mana pun kita berada, kita harus bisa membangun seperti kita mengisi gelas yang masih kosong,’’ ujarnya member wejangan. Tak lupa Dokcit menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten MBD, Danramil, Kapolsek, Kadis Kesehatan MBD, Paduan Suara Anak MBD (Amabada), dan seluruh pihak yang ikut mendorong dan membantu pelaksanaan tugasnya. (rony samloy)
Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks