Ditemukan, Saksi Hidup Kejahatan Seksual Jepang dan Badak Hitam di Maluku | Berita Maluku Online | Berita Terkini Dari Maluku Berita Maluku Online
Loading...

Ditemukan, Saksi Hidup Kejahatan Seksual Jepang dan Badak Hitam di Maluku

AMBON – BERITA MALUKU. Setelah melakukan penelitian dan pencarian selama beberapa bulan di Maluku khususnya di kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) dan Maluku Tenggara Barat (MTB). Akhirnya peneliti kasus Ianfu yakni perempuan-perempuan yang mengalmi kekerasan seksual militer Jepang di Indodnesia, akhirnya Eka Hindrati berhasil menemukan dua wanita di kedua kabupaten di Maluku yang merupakan korban kasus ianfu. Kedua korban tersebut hingga kini masih hidup.

Hal ini dijelaskan Eka Hindrati kepada wartawan, Rabu (26/9) di Ambon.

Dijelaskannya, setelah melakukan penelitian sejak 25 Juli hingga 24 Agustus 2012 lalu, telah ditemukan dua orang mama (Wanita –red) yang berhasil teridentifikasian sebagai “ianfu” yang bernama Rofina Batfian usia 84 tahun dari Desa Sangliat Krawain dan Aloysia Ratuain 84 tahun dari Desa Wowonda.

“Para korban Ianfu ini selanjutnya akan diikutkan dalam program ASLUT (Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar). Dimana mereka akan mendapat tunjangan dari pemerintah seumur hidup,“ jelas Eka.

Ditambahkannya, selain menenukan korban kasus Ianfu, dalam penelitian tersebut dirinya juga menemukan dua mama lain yang sudah terindentifikasi sebagai korban kekerasan seksual Badak Hitam (tentara Indonesia yang berasal dari Sumatera dan Jawa yang pernah ditugaskan di Tanimbar tahun 1948).

Mereka bernama Mama Rosa Delima Fenanlampir 78 tahun dari Desa Kabiarat dan Martha Laratmase 74 tahun dari dari Desa Lauran mengalami kekerasan seksual.

Sama seperti korban Ianfu, dua korban kekerasan seksual Badak Hitam Ini tambah Eka, juga akan diikut sertakan dalam program ASULT.

Setelah dirinya berkordinasi dengan penanggung jawab program ASULT lanjut Eka. Diketahui bahwa selain mama yang memiliki latar belakan kekerasan seksual militer Jepang 1942-1945, Mama korban kekerasan seksual Badak Hitam 1948 juga mendapat prioritas untuk dimasukan ke program ASLUT sebagai tindakan kongrit dari negara untuk memperhatikan warga negara Indonesia lanjut usia yang mengalami pelanggaran HAM.

Selain di MTB, Eka juga menemukan satu korban Ianfu di kabupaten MBD.

“Semua ini telah saya laporkan kepada Kementrian Sosial di Jakarta, dan juga laporan yang sama telah saya sampaikan kepada Bupati MTB maupun MBD, “ ujarnya.

Eka Hindrati sendiri merupakan peneliti independen sistem perbudakan seksual militer Jepang 1942-1945, yang merupakan partner kerja Kementerian Sosial RI program ASLUT (Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar) dan anggota ISCR (International (International Solidarity for Redress) untuk kasus kekerasan seksual Militer Jepang di Asia Pasifik yang beranggotakan Indonesia, Filipina, Hongkong, Cina, Taiwan, Korea Selatan, Korea Utara, Jepang, Belanda, Amerika Serikat. (BM 11)

Beranda item

# Kota Ambon

Indeks

# ANEKA

Indeks