Inilah Laporan Kondisi Bencana dan Akibatnya di Maluku Versi BPBD
http://www.beritamalukuonline.com/2012/08/inilah-laporan-kondisi-bencana-dan.html
AMBON – MALUKU. Berdasarkan hasil rekapitulasi dan ferivikasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, selama periode Januari sampai Agustus 2012 sesuai kondisi fisik kota Ambon secara umum bahwa daerah yang terkena bencana adalah merupakan daerah dengan kemiringan agak terjal sampai terjal sehingga menyebabkan longsor.
Sedangkan daerah yang tergenang akibat banjir adalah pada daerah dataran rendah yang sejajar dengan permukaan air sungai, serta akibat angin dan gelombang laut maupun bentrokan masyarakat.
Menurut data yang diterima Beritamaluku.com dari Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Penaggulangan Bencana Provinsi Maluku, Zulkifli Wakano, bahwa korban meninggal akibat bencana sejak Januari hingga Agustus 2012 adalah sebanyak 107 orang, antara lain akibat tanah longsor sebanyak 34 orang, angin puting beliung 3 orang, kecelakaan laut 69 orang, wabah penyakit DBD 5 orang dan bentrokan masyarakat sebanyak 7 orang.
Kuhusus untuk Periode Medio Agustus atas peringatan BMKG Pusat sejak tanggal 28 April 2012, mengindikasikan pada periode Mei, Juni dan Juli 2012 akan terjadi peningkatan frekwensi curah hujan tinggi dan mempunyai potensi menyebabkan banjir dan tanah longsor pada wilayah, Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Kabupaten Seram Bagian Timur.
Untuk bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu 1 Agustus 2012 dimana hujan lebat selama tiga hari terakhir mengakibatkan korban meninggal sebanyak 11 orang masing-masing 4 orang di kawasan BTN Kanawa, 4 orang di Passo dan Wayori, 2 orang di Negeri Lama serta 1 orang di Desa Tengah-tengah. Selain itu korban yang menderita luka-luka sebanyak 7 orang diantaranya 6 orang di BTN Kanawa.
Selain itu rumah yang mengalami rusak total atau rusak berat terjadi di Kecamatan Salahutu sebanyak 20 rumah, diantaranya 6 rumah di desa Tulehu, 7 di Suli, 7 di desa Tengah-tengah.
Di Kota Ambon sebanyak 27 rumah rusak diantaranya 6 rusak total, 9 rusak berat, 2 rusak ringan, karena terjadi bencana di kawasan Mangga Dua Kecamatan Nusaniwe dimana 1 KK atau 5 Jiwa, diKelurahan Kudamati, Batu Gantung Dalam sebanyak 9 KK atau 32 Jiwa, Amahusu/Gereja Lama terdapat 1 KK atau 8 Jiwa, di Skip Atas sebanyak 3 KK atau 16 jiwa, di Skip Tengah RT 002/02 sebanyak 1 KK atau 13 Jiwa, Karang Panjang sebanyak 3 KK atau 15 Jiwa, dan desa Toisapu sebanyak 3 KK atau 17 jiwa.
Selain itu bencana juga menyebabkan 603 KK atau sebanyak 2.159 jiwa yang menjadi pengungsi. Diantaranya pengungsi yang ditampung di Rindam sebanyak 20 jiwa, di Lantamal sebanyak 24 jiwa, Rusnawa pengungsi Militer sebanyak 56 kk atau 146 jiwa, pengungsi PNS sebanyak 5 KK atau 24 jiwa dan masyarakat sebanyak 8 kk, atau 44 jiwa, di Gereja Betel Tanah Tinggi sebanyak 110 kk atau 300 jiwa.
Sementara pengungsi yang menempati Den Zipur sebanyak 70 kk atau112 jiwa, Ktr Camat Passo sebanyak 50 KK atau 100 jiwa, Gereja Lampu Lima sebanyak 10 kk atau 32 jiwa, Galala Dalam sebanyak 50 kk atau 150 jiwa, Rumah Ucok Simanjutak sebanyak 5 kk atau 20 jiwa, Hotel Imprerial sebanyak 20 kk atau 93 jiwa, Bob Motor sebanyak 30 kk atau 55 jiwa.
Pengungsi di Gereja Katolik Passo sebanyak 52 kk atau 156 jiwa, BLK Passo sebanyak 21 kk atau 81 jiwa, Ponegoro 33 kk atau153 jiwa, Soabali 65 kk atau 325 jiwa, Amahusu 2 kk atau 13 jiwa.
Di Skip Atas RT 001/06 Desa Soya, 2 kk atau 9 Jiwa yang mengungsi di Keluarga-Depan Rehoboth, di Negeri Suli 10 KK atau 36 Jiwa, di Tengah-tengah 12 KK atau 37 Jiwa, Hurnala Tulehu 7 KK atau 36 Jiwa, Karang Panjang 3 KK atau 15 Jiwa yang mengungsi di rumah Keluarga, di Toisapu 4 KK atau 25 jiwa yang mengungsi dirumah yang aman, di SMP 3 Galal Hative Kecil kurang lebih 500 jiwa
Sementara BPBD sendiri dalam laporan itu menyampaikan saran serta tindakan yang dilakukan oleh segenap warga agar perlu di laklukan pembersihan rumah dan lingkungan.
Menurut BPBD, dimungkinkan adanya dapur umum pada lokasi tertentu untuk mobilisasi distribusi ke titik-titik pengungsi. Selain itu untuk proses pemakaman korban ada dukungan Pemda Provinsi Maluku. (bm 14)
Sedangkan daerah yang tergenang akibat banjir adalah pada daerah dataran rendah yang sejajar dengan permukaan air sungai, serta akibat angin dan gelombang laut maupun bentrokan masyarakat.
Menurut data yang diterima Beritamaluku.com dari Pelaksana Harian (Plh) Kepala Badan Penaggulangan Bencana Provinsi Maluku, Zulkifli Wakano, bahwa korban meninggal akibat bencana sejak Januari hingga Agustus 2012 adalah sebanyak 107 orang, antara lain akibat tanah longsor sebanyak 34 orang, angin puting beliung 3 orang, kecelakaan laut 69 orang, wabah penyakit DBD 5 orang dan bentrokan masyarakat sebanyak 7 orang.
Kuhusus untuk Periode Medio Agustus atas peringatan BMKG Pusat sejak tanggal 28 April 2012, mengindikasikan pada periode Mei, Juni dan Juli 2012 akan terjadi peningkatan frekwensi curah hujan tinggi dan mempunyai potensi menyebabkan banjir dan tanah longsor pada wilayah, Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Barat, dan Kabupaten Seram Bagian Timur.
Untuk bencana banjir dan longsor yang terjadi pada Rabu 1 Agustus 2012 dimana hujan lebat selama tiga hari terakhir mengakibatkan korban meninggal sebanyak 11 orang masing-masing 4 orang di kawasan BTN Kanawa, 4 orang di Passo dan Wayori, 2 orang di Negeri Lama serta 1 orang di Desa Tengah-tengah. Selain itu korban yang menderita luka-luka sebanyak 7 orang diantaranya 6 orang di BTN Kanawa.
Selain itu rumah yang mengalami rusak total atau rusak berat terjadi di Kecamatan Salahutu sebanyak 20 rumah, diantaranya 6 rumah di desa Tulehu, 7 di Suli, 7 di desa Tengah-tengah.
Di Kota Ambon sebanyak 27 rumah rusak diantaranya 6 rusak total, 9 rusak berat, 2 rusak ringan, karena terjadi bencana di kawasan Mangga Dua Kecamatan Nusaniwe dimana 1 KK atau 5 Jiwa, diKelurahan Kudamati, Batu Gantung Dalam sebanyak 9 KK atau 32 Jiwa, Amahusu/Gereja Lama terdapat 1 KK atau 8 Jiwa, di Skip Atas sebanyak 3 KK atau 16 jiwa, di Skip Tengah RT 002/02 sebanyak 1 KK atau 13 Jiwa, Karang Panjang sebanyak 3 KK atau 15 Jiwa, dan desa Toisapu sebanyak 3 KK atau 17 jiwa.
Selain itu bencana juga menyebabkan 603 KK atau sebanyak 2.159 jiwa yang menjadi pengungsi. Diantaranya pengungsi yang ditampung di Rindam sebanyak 20 jiwa, di Lantamal sebanyak 24 jiwa, Rusnawa pengungsi Militer sebanyak 56 kk atau 146 jiwa, pengungsi PNS sebanyak 5 KK atau 24 jiwa dan masyarakat sebanyak 8 kk, atau 44 jiwa, di Gereja Betel Tanah Tinggi sebanyak 110 kk atau 300 jiwa.
Sementara pengungsi yang menempati Den Zipur sebanyak 70 kk atau112 jiwa, Ktr Camat Passo sebanyak 50 KK atau 100 jiwa, Gereja Lampu Lima sebanyak 10 kk atau 32 jiwa, Galala Dalam sebanyak 50 kk atau 150 jiwa, Rumah Ucok Simanjutak sebanyak 5 kk atau 20 jiwa, Hotel Imprerial sebanyak 20 kk atau 93 jiwa, Bob Motor sebanyak 30 kk atau 55 jiwa.
Pengungsi di Gereja Katolik Passo sebanyak 52 kk atau 156 jiwa, BLK Passo sebanyak 21 kk atau 81 jiwa, Ponegoro 33 kk atau153 jiwa, Soabali 65 kk atau 325 jiwa, Amahusu 2 kk atau 13 jiwa.
Di Skip Atas RT 001/06 Desa Soya, 2 kk atau 9 Jiwa yang mengungsi di Keluarga-Depan Rehoboth, di Negeri Suli 10 KK atau 36 Jiwa, di Tengah-tengah 12 KK atau 37 Jiwa, Hurnala Tulehu 7 KK atau 36 Jiwa, Karang Panjang 3 KK atau 15 Jiwa yang mengungsi di rumah Keluarga, di Toisapu 4 KK atau 25 jiwa yang mengungsi dirumah yang aman, di SMP 3 Galal Hative Kecil kurang lebih 500 jiwa
Sementara BPBD sendiri dalam laporan itu menyampaikan saran serta tindakan yang dilakukan oleh segenap warga agar perlu di laklukan pembersihan rumah dan lingkungan.
Menurut BPBD, dimungkinkan adanya dapur umum pada lokasi tertentu untuk mobilisasi distribusi ke titik-titik pengungsi. Selain itu untuk proses pemakaman korban ada dukungan Pemda Provinsi Maluku. (bm 14)